Bagus Takwin (lahir 31 Agustus 1970) adalah psikolog, penulis dan akademikus berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal sebagai pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Bagus juga merupakan seorang peniliti dan penulis. Sejumlah hasil penelitiannya yang menyorot masalah kepribadian tokoh-tokoh politik Indonesia dipublikasikan di harian Kompas sejak tahun 2004.[1]
Latar belakang
Bagus Takwin menyelesaikan pendidikan sarjana psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada tahun 1998. Pendidikan S2 Filsafat di selesaikan di Departemen Filsafat Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya Universitas Indonesia pada 2002. Gelar doktor di bidang psikologi diperolehnya dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia tahun 2008. Pada tahun 2024, ia pun dinobatkan sebagai Guru Besar. Selain menulis buku ilmiah, Bagus Takwin juga menulis novel dan cerpen. Buku Akademos dan Ruwita adalah novel yang sudah diterbitkannya. Sedang kumpulan cerita pendeknya adalah Bermain-main Dengan Cinta dan Rhapsody Ingatan.[2] Ia juga menulis buku esai berjudul Patogonos.[3] Sedangkan buku filsafat yang ditulisnya antara lain Filsafat Timur, Akar-akar Ideologi, Kesadaran Plural. Ia juga menerbitkan sebuah buku panduan psikologi berjudul Bagaimana Mengisi Hidup. Tulisan-tulisannya di media massa berkisar pada topik-topik psikologi, filsafat, seni, dan kebudayaan.
Bersama Niniek L. Karim, Bagus Takwin meneliti kepribadian calon presiden dan calon wakil presiden di Pemilu RI tahun 2004 yang hasilnya berupa 16 tulisan dipublikasi di harian Kompas selama 5 hari berturut-turut. Bersama Niniek L. Karim pula, ditambah Hamdi Muluk, Bagus Takwin menerbitkan buku hasil analisis kepribadian mantan presiden Soeharto berjudul Soeharto: Perpaduan Kecerdasan dan Masa Lalu yang Liat. Buku tentang Soeharto itu ditulis berdasarkan hasil penelitian psikologi yang mendapatkan pernghargaan sebagai penelitian sosial terbaik di UI pada tahun 2001.[3]
Bagis Takwin juga menyunting kumpulan tulisan tentang Fuad Hassan berjudul Fuad Hassan di antara Hitam Putih. Tulisan-tulisan Bagus Takwin pernah dimuat di beberapa media massa cetak seperti Kompas, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Koran Tempo dan Majalah Tempo.
Bersama Infid, Perhimpunan Prakarsa, dan Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, Bagus Takwin melakukan survei pengukuran Barometer sosial yang dimulai dari tahun 2013. Barometer Sosial merupakan sebuah produk produk pemantauan dan audit sosial terhadap kinerja dan capaian pembangunan dengan menggunakan kebijakan-program sosial sebagai indikatornya. Survei ini merupakan bentuk akuntabilitas sosial dimana warga menilai berbagai program kebijakan sosial yang telah dijalankan Pemerintah selama ini, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Subsidi Pupuk, Jaminan Persalinan (Jampersal), dan sebagainya.Laporan Barometer sosial sudah di lansir pada tahun 2014[4] dan 2015.[5]