Badan Golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.[1] Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi.[2] Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.[3] StrukturStruktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.[4] Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel. Badan Golgi merupakan bagian sel yang hampir serupa dengan Retikulum Endoplasma. Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis ruangan yang juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian, yaitu bagian cis dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle] yang pada umumnya berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi dan isi dari vesikel tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk penyempurnaan dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah ruangan-ruangan tersebut akan memecahkan dirinya dan membentuk vesikel, dan siap untuk disalurkan ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar sel. FungsiFungsi badan golgi:
Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain: Clathrin-coated adalah yang pertama ditemukan dan diteliti, tersusun atas klathrin dan adaptin. Interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin membentuk formasi tunas. Jika tunas klathrin sudah tumbuh, protein yang larut dalam sitoplasma termasuk dynamin akan membentuk cincin di setiap leher tunas dan memutusnya. COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae. Beberapa protein COPI-coat memperlihatkan urutan yang bermiripan dengan adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang bermiripan. COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma. Ada 2 protein dalam badan golgi. Protein SNARE V-snare menuju T-snare dan akan bergabung. T-snare adalah protein yang ada di target sedangkan V-snare adalah vesikel snare. V-snare akan mencari T-snare dan kemudian akan berfusi menjadi satu. Protein Rab, termasuk ke dalam golongan GTP-ase. Protein Rab memudahkan dan mengatur kecepatan pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare dan t-snare yang diperlukan pada penggabungan membran. Transpor vesikularEndositosis diperantai reseptor contohnya adalah proses pengambilan kolesterol. Kolesterol berada dalam darah sebagai partikel disebut Low-density Lipoprotein (LDL), yang dikelilingi fosfolipid dan protein. Protein ini yang dikenali oleh reseptor spesifik pada membran sel. LDL merupakan ligan dari reseptor LDL, lalu molekul adaptin terikat pada ekor reseptor LDL. Molekul adaptin segera menstimulasi terikatnya klathrin (jenis protein yang memfasilitasi pembentukan vesikel). Dengan terikatnya klathrin, membrane sel membentuk vesikel yang mengandung molekul ligan. Vesikel yang diselubungi molekul adaptin dan klathrin kemudian terlepas dari membran plasma. Setelah tiba di sitoplasma, adaptin dan klathrin yang melekat pada permukaan vesikel ini lepas selanjutnya Vesikel siap melakukan fusi. Referensi
Pranala luar
|