WADA membantu federasi-federasi olahraga untuk melakukan prosedur pengujian dan mengeluarkan daftar yang berisi substansi yang dilarang untuk dikonsumsi seorang atlet. WADA awalnya didanai oleh Komite Olimpiade Internasional. Sekarang ini IOC hanya mendanai setengah dari kebutuhan WADA yang setengahnya lagi berasal dari sejumlah negara.
Pada 2004, sebuah peraturan anti-obat-obatan terlarang diimplementasikan oleh organisasi-organisasi olahraga sebelum Olimpiade Athena 2004 di Yunani dimulai, dengan demikian memberikan standardisasi peraturan dan regulasi anti-obat-obatan terlarang untuk semua cabang olahraga di seluruh negara untuk pertama kalinya.
WADA pernah mengancam FIFA dengan meminta IOC untuk menghapus sepak bola dari cabang yang diperlombakan di Olimpiade menyusul sanksi yang diberikan FIFA kepada pemain sepak bola yang dianggap terlalu ringan, contohnya Adrian Mutu yang diberi sanksi 7 bulan dan Rio Ferdinand yang diberi sanksi 8 bulan.
Sejarah
Badan Antidoping Dunia merupakan sebuah lembaga yang diprakarsai oleh beberapa pihak bersama Komite Olimpiade Internasional (IOC). Lembaga ini didirikan pada 10 November 1999 di Lausanne, Swiss sebagai bagian dari "Deklarasi Lausanne"[1] yang bertujuan untuk mempromosikan, mengoordinasikan, dan mengawasi larangan penggunaan doping dalam dunia olahraga. Sejak 2002, organisasi ini memiliki kantor pusat yang berada di Montreal, Quebec, Kanada. Kantor lama WADA di Lausanne kini menjadi kantor untuk wilayah Eropa. WADA juga memiliki kantor-kantor di wilayah lain, seperti Afrika, Asia/Oseania, dan Amerika Latin. WADA bertanggung jawab atas Kode Antidoping Dunia yang telah digunakan oleh lebih dari 650 organisasi olahraga, termasuk federasi olahraga internasional, organisasi antidoping nasional, IOC, dan Komite Paralimpiade Internasional. Per 2020, Witold Banka menjabat sebagai Presiden WADA.[2]
Separuh anggaran WADA berasal dari Komite Olimpiade Internasional, sementara separuh lainnya berasal dari beberapa pemerintahan negara.[3] Anggota kelembagaan WADA terdiri atas perwakilan tokoh olahraga (termasuk atlet) dan elemen pemerintahan dunia. Aktivitas yang dilakukan oleh lembaga ini meliputi penelitian ilmiah, pendidikan, pengembangan program antidoping, dan pengawasan Kode Antidoping Dunia.
Organisasi
Otoritas pembuat keputusan tertinggi di Badan Antidoping Dunia adalah dewan organisasi yang beranggotakan 38 orang, yang terdiri dari perwakilan IOC dan perwakilan pemerintah nasional.[4] Sebagian besar manajemen harian didelegasikan kepada komite eksekutif beranggotakan 12 orang, yang keanggotaannya juga dibagi rata antara IOC dan pemerintah.[5] Kemudian terdapat juga beberapa sub-komite dengan tugas yang lebih sempit, termasuk Komite Keuangan dan Administrasi[6] dan Komite Atlet yang diisi oleh para atlet.[7]
WADA merupakan organisasi internasional yang mendelegasikan pekerjaan di masing-masing negara ke Regional dan Organisasi Anti-Doping Nasional (RADO dan NADO) dan mengamanatkan bahwa organisasi-organisasi ini mematuhi Kode Anti-Doping Dunia.[8][9] WADA juga mengakreditasi sekitar 30 laboratorium untuk melakukan analisis ilmiah yang diperlukan untuk pengendalian doping.[10]
Statuta WADA dan Kode Anti-Doping Dunia mengamanatkan yurisdiksi tertinggi kepada Pengadilan Arbitrasi Olahraga dalam memutuskan kasus terkait doping.[11]