Kereta api Kinantan
Kereta api Kinantan merupakan layanan kereta api eksekutif yang pernah dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia (KAI) dengan melayani relasi Medan–Rantau Prapat dan sebaliknya. Kereta api yang mulai dioperasikan pada tahun 2001 ini menempuh waktu perjalanan sekitar 4 jam 30-51 menit, diserta pelayanan yang serba mewah membuat kereta ini dijuluki sebagai Argo Bromo nya Divre 1.[2] Nama Kinantan ini sendiri diartikan sebagai ayam aduan atau hewan berwarna putih, sama seperti body rangkaian kereta pada saat itu yang berwarna putih.[3] Kereta ini secara resmi dihapus pada Gapeka 2007 bersamaan dengan Kereta api Dolok Martimbang dan Kereta api Putri Ungu (kini KA Putri Deli). PengoperasianKereta api Kinantan berawal dari banyaknya permintaan dari para pengusaha perkebunan pada umumnya di Kabupaten Labuhan Batu khususnya di Kota Rantau Prapat yang ingin mendambakan keamanan, kenyamanan dan kecepatan walaupun dibayar dengan harga tiket yang relatif mahal. Dengan tiket yang mahal, Kereta Kinantan dioperasikan dengan Fasilitas melebihi kereta pada umunya, seperti TV, pendingin udara, dan pencegahan pedagang asongan yang masuk, karena pada saat itu pedagang masih diperbolehkan masuk kedalam kereta. Hingga saat ini, Kecepatan kereta ini tetap tidak bisa terlewati yang sanggup menembus Medan–Rantauprapat dengan waktu dibawah 5 jam dengan hanya menggunakan lokomotif BB303. Kereta ini juga menggunakan lokomotif BB303 yang memiliki lampu kabut seperti lokomotif CC203 dijawa, yaitu Lokomotif BB 303 23 dan BB 303 26. Susunan rangkaian pada kereta api kinantan yaitu 3 kereta kelas eksekutif (K1) dan 1 kereta makan pembangkit kelas eksekutif (KMP1) yang di cat berwarna putih. Kereta ini juga sering dirangkaikan dengan KA Sultan yang disewa oleh rombongan pejabat pemerintahan maupun perusahaan perkebunan ataupun masyarakat.[4] Stasiun PemberhentianLihat pulaReferensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia