Atol Ebon
Atol Ebon (Marshall: Epoon, [ɛ̯ɛbʲɛ͡ɔː͡ɛnʲ][2]) adalah atol karang yang terdiri dari 22 pulau di Kepulauan Marshall, Samudra Pasifik. Luas daratan atol ini tercatat sebesar 5,75 kilometer persegi, dan atol ini sendiri mengelilingi sebuah laguna dengan luas 104 kilometer persegi. Atol Ebon berjarak sekitar 155 kilometer (96 mi) di sebelah selatan Atol Jaluit, dan Atol Ebon sendiri merupakan daratan paling selatan di Kepulauan Marshall. Menurut dokumen dan catatan sejarah dari era 1800-an, kepulauan ini juga dikenal dengan banyak sebutan, beberapa diantaranya Boston, Covell's Group, Fourteen Islands, dan Linnez.[3] SejarahAtol Ebon pernah menjadi pusat penangkapan paus pada abad ke-19. Sejarah mencatat bahwa kapal Glencoe direbut dan krunya dibantai oleh penduduk asli Ebon pada tahun 1851.[4] Menurut beberapa catatan sejarah, kru kapal ini telah menculik wanita-wanita penduduk asli untuk dijual kepada pemilik perkebunan di tempat lain.[4] Misionaris yang dikirim oleh American Board of Commissioners for Foreign Missions di Boston memulai kegiatan penyebaran agama Kristen di Kepulauan Marshall pada tahun 1857, termasuk di Atol Ebon.[4] Pada tahun 1884, Ebon diklaim oleh Kekaisaran Jerman bersamaan dengan wilayah Kepulauan Marshall lainnya, dan Jerman juga mendirikan pos dagang di atol ini. Seusai Perang Dunia I, wilayah ini menjadi bagian dari Mandat Pasifik Selatan Kekaisaran Jepang. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Atol Ebon menjadi bagian dari Trust Territory of the Pacific Islands yang dikelola oleh Amerika Serikat hingga Kepulauan Marshall meraih kemerdekaannya pada tahun 1986. Pada tanggal 30 Januari 2014, José Salvador Alvarenga (orang El Salvador yang bekerja sebagai nelayan di Meksiko) ditemukan di Pulau Ebon oleh penduduk setempat setelah ia terdampar selama 13 bulan di Samudra Pasifik; kapalnya telah mengarungi jarak sejauh 10.800 kilometer hingga ia akhirnya mencapai Atol Ebon.[5][6] Referensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Ebon Atoll. |
Portal di Ensiklopedia Dunia