Atap, Sembakung, Nunukan
Desa Atap merupakan ibu kota kecamatan Sembakung. Desa Atap dihuni oleh sekitar 500 KK yang mayoritas berasal dari suku Tidung yang beragama Islam. Sawah yang membentang itu luasnya sekitar 100 ha dan berbatasan langsung dengan hutan wilayah Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK). Listrik sudah masuk desa ini meski menyala hanya dari pukul 18.00 malam sampai 06.00 pagi, setiap harinya, kecuali minggu yang biasanya menyala mulai siang hari. Menara sinyal dari Telkomsel yang berdiri sejak tahun 2005, menjadi penghubung komunikasi antara warga Desa Atap dengan warga di luar Desa. Fasilitas Sekolah dasar sampai Sekolah menengah atas, tersedia juga di desa ini. Karena itu, warga desa lain di kecamatan Sembakung, Nunukan yang ingin melanjutkan sekolah di sekolah menengah atas, harus melanjutkannya di desa Atap. Mayoritas penduduknya adalah petani. Meski mereka bersawah di lahan basah, tetapi, sawah mereka tidak seperti lahan persawahan di Jawa yang memiliki sistem pengairan dan pematang yang tertata rapi. Pengairan sawah di desa Atap mengandalkan hujan yang turun. Para petani mesti berkubang dalam lumpur saat merawat padi-padi mereka.[1] Referensi |