Asy'ats bin Qais |
---|
Lahir | 600 |
---|
Meninggal | 661 Kufah |
---|
Suami/istri | Lihat rincian |
---|
Anak | An-Nu'man, Muhammad, Ishaq, Ismail, Habbabah, Qaribah, Qais, Asbagh |
---|
Orang tua | - Qais bin Ma'di Karib (bapak)
|
---|
Panggilan | Abu Muhammad |
---|
|
Asy'ats bin Qais bin Ma'di Karib bin Mu'awiyah bin Jabalah bin 'Adi bin Rabi'ah bin Al-Harits bin Tsaur bin Murti' bin Tsaur bin 'Ufair Al-Kindi (Bahasa Arab : أشعث بن قيس بن معدي كرب بن معاوية بن جبلة بن عدي بن ربيعة بن الحارث بن ثور بن مرتع بن ثور بن عفير الكندي), adalah seorang laki laki yang termasuk sebagai Sahabat Nabi Muhammad. Beliau tinggal di kota Kufah dan mendirikan rumah di sana.[1]
Biografi
Ia lahir pada tahun 600 M /23 sebelum hijrah.[2] Beliau memiliki nama panggilan (kunyah) yaitu Abu Muhammad. Ia merupakan utusan dari Bani Kindah bersama dengan 70 orang lainnya kepada Nabi Muhammad sembari menyatakan keislaman mereka, nama asli beliau adalah Ma'di Karib (seperti nama kakeknya), sedangkan nama julukan "Asy'ats" sendiri disebabkan karena kondisi rambut beliau yang terlihat tidak rapi. Diriwayatkan bahwa beliau pernah murtad, kemudian kembali kepada islam di zaman kekhilafahan Abu Bakar, kemudian dinikahkan dengan saudari Abu Bakar yang bernama Ummu Farwah.[3]
Pada masa kekhalifahan Abu Bakar
Setelah kematian Muhammad, Ash'ath dan sukunya memberontak dan kaum Muslim mengepung mereka di Benteng Najir. Dikatakan bahwa Ash'ath mengkondisikan penyerahan benteng pada keselamatan dirinya dan sembilan orang lainnya, tetapi menolak untuk menulis namanya dalam perjanjian penyerahan dan dengan demikian lolos dari eksekusi.[4]
Pada masa kekhalifahan Ali
Asy'ath memainkan peran penting dalam pertempuran Safin, baik dalam pertempuran maupun dalam negosiasi arbitrase, dan dia adalah salah satu yang memaksa Ali untuk menerima arbitrase dan memilih Abu Musa al-Asy'ari sebagai penguasa orang Irak. Oleh karena itu, narasi Syiah menganggapnya sebagai "pengkhianat lama." Ash'ath, pemimpin suku Kufah yang paling kuat, menurut riwayat, mengatakan kepada Ali bahwa jika Anda tidak menerima tawaran perdamaian, tidak ada seorang pun dari suku saya yang akan berjuang untuk Anda. Ia pun mendatangi Mu'awiyah sebagai kurir Ali untuk mengetahui niatnya membuat tombak dalam Al-Qur'an. Selama pembentukan kesewenang-wenangan, Ash'ath berharap bahwa ketidakpastian antara Ali dan Muawiyah akan diperpanjang sehingga ia dapat mencegah kekuasaan Ali dan mendapatkan kembali pengaruh masa lalunya.[5] Kemudian Asy'ats bersama Ali ikut serta dalam memerangi kaum Khawarij di Pertempuran Nahrawan.[2]
Asy'ath bin Qays adalah orang yang disebut oleh Ali bin Abi Thalib sebagai munafik anak kafir di atas mimbar dan menunjukkan bahwa menurut Ali bin Abi Thalib, Asy'ath adalah seorang munafik, saat menyapa Asy'ath sebagai berikut: Aku bersumpah demi Tuhan, Anda ditangkap sekali selama masa kekafiran dan sekali lagi dalam Islam, dan setiap kali baik kekayaan maupun garis keturunan Anda tidak bermanfaat bagi Anda. "Seseorang yang mempertaruhkan sukunya dengan pedang, dan menarik kematian bagi mereka, memiliki hak untuk dibenci oleh kerabatnya, dan orang asing tidak aman darinya."[6]
Banyak sumber mengatakan bahwa dia mengetahui rencana pembunuhan Ali dan bahwa Ibn Muljam telah menghabiskan malam di Masjidil Haram untuk berkonsultasi dengannya. Saat fajar, Ash'ath menunjukkan kepada Ibn Muljam sebuah sinyal bahwa Hujr ibn 'Uday mendengar, dan dia merasakan konspirasi dan bermaksud untuk memberi tahu Ali, tetapi sudah terlambat.[4]
Asy'ath wafat pada tahun 40 H/661 M pada masa kekhalifahan Hasan bin Ali di Kufah.[7]
Periwayatan Hadits
Adapun perawi yang mengambil riwayat dari beliau antara lain: Abdurrahman bin Adi al-Kindi dan Muslim bin Haisham. Ia meriwayatkan hadits tentang anjuran untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada orang yang sudah berbuat kebaikan[8] dan hadits tentang penegasan terhadap nasab suku Quraisy yang merupakan keturunan an-Nadhr bin Kinanah.[9]
Anak dan istri
Asy'ats menikah dengan Ummu Farwah binti Abu Quhafah yang dinikahkan oleh Abu Bakar dan melahirkan anak yang bernama Muhammad, Ishaq, Ismail, Habbabah, dan Qaribah.[10]
Asy'ats memiliki 3 istri dan 7 anak, mereka adalah:[11]
- Umayyah binti Jamd bin Ma'di Yakrib bin Wali'ah
- Ummu Farwah binti Abi Quhafah, saudari Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
- Muhammad
- Ishaq
- Ismail
- Habbanah
- Qaribah
- Mulaikah binti Zurarah bin Qais dari kabilah Nakha'.
Referensi
Catatan kaki