Muhammad Anwar Iskandar lahir 24 April 1950 adalah seorang ulama, kiai, sekaligus menjabat sebagai wakil Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Saat ini ia juga menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui rapat pleno MUI pada 15 Agustus 2023 menggantikan K.H. Miftachul Akhyar yang telah mengundurkan diri. Kiprahnya sangat erat di organisasi Nahdlatul Ulama maupun di Majelis Ulama Indonesia. Kini ia juga merupakan merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien dan Pondok Pesantren Assa'idiyah yang berlokasi di Kota Kediri.[1][2]
Pendidikan
Riwayat pendidikannya diawali sejak ia dididik oleh ayahnya yang kebetulan seorang pendiri Pondok Pesantren Mambaul Ulum di Banyuwangi. Selain mempelajari ilmu agama dan kitab salaf, ia juga menimba ilmu pengetahuan umum di sekolah-sekolah formal di lingkungan pesantren ayahnya sejak tahun 1955 hingga menyelesaikan pendidikan Madrasah Aliyah pada 1964.[3]
Pada tahun 1967, ia menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kota Kediri selama empat tahun di bawah asuhan K.H. Mahrus Aly. Selain itu ia juga pernah mengaji di pondok pesantren lainnya seperti Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kota Kediri, Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, dan lain-lain.
Ia juga menempuh pendidikan tinggi dan mendapatkan gelar sarjana muda di Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri pada tahun 1969. Kemudian pada 1970 ia berangkat dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri menuju Jakarta untuk menempuh program sarjana lengkap di UIN Syarif Hidayatullah dengan mengambil Fakultas Adab jurusan Sastra Arab.
Setelah selesai di Jakarta, ia tidak langsung pulang ke kampung halamannya di Banyuwangi untuk berdakwah sebab telah banyak pemuka agama di sana. Pada akhirnya ia memutuskan bedakwah di Kota Kediri.
Keluarga
Ayah K.H. Anwar Iskandar bernama Kiai Iskandar, sedangkan ibunya bernama Siti Robi'ah Al Adawiyah. Pada tahun 1975 ia dinikahkan oleh K.H Mahrus Aly (pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo saat itu) dengan Qoni’atus Zahro, putri dari pimpinan Pondok Pesantren Assa'idiyah, Jamsaren, Pesantren, Kediri bernama Kiai Sa'id. Pada tahun 1990, ia menikah untuk kedua kalinya dengan Yayan Handayani dari Bogor.[4]
Kiprah
Di bidang pendidikan
- Ketua Yayasan Assa'idiyah, Jamsaren, Pesantren, Kediri sejak tahun 1982.
- Pendiri Pondok Pesantren Al-Amien, Rejomulyo, Kota, Kediri pada tahun 1995.
- Ketua yayasan Universitas Islam Kadiri (UNISKA), Manisrenggo, Kota, Kediri sejak tahun 1985.
Di bidang organisasi dan dakwah
- Anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Banyuwangi pada tahun 1965.
- Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ketika berkuliah di Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri.
- Anggota pengurus besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ketika berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
- Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) cabang Kota Kediri dua periode pada tahun 1975.
- Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Kediri pada tahun 1982.
- Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur pada tahun 1997.
- Wakil Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada tahun 2022.
- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2023.
Di bidang politik
- Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) utusan Provinsi Jawa Timur pada tahun 1998.[2]
- Ketua DPP Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) pada tahun 2008.
Referensi