Animasi Malaysia

Animasi di Malaysia berasal dari wayang kulit yang merupakan salah satu contoh animasi awal. Dengan bentuk dan sendi tangan yang digerak-gerakkan, ia merupakan bentuk yang digunakan dalam animasi guntingan (cutout). Lotte Reiniger, pembuat animasi dari Jerman mendapat ilham untuk membuat filmnya yaitu The Adventures of Prince Achmed (1926) berdasarkan wayang kulit.

Pengaruh Asing pada Animasi Malaysia

Dalam pembuatan Kampung Boy, Lat secara aktif terlibat pada proyek tersebut.^[1]

Persatuan Animasi Malaysia

Persatuan Animasi Malaysia, ANIMAS adalah sebuah organisasi pemerintah non-profit yang mempromosikan animasi di Malaysia.

Sejarah

ANIMAS secara resmi didaftarkan sebagai sebuah organisasi pada 29 Mei 2007.^[2]

Gagasan pembentukan ANIMAS pertama kali didiskusikan di Festival Film Animasi Hiroshima pada 1997. Hassan Abd Muthalib, sutradara Silat Legenda, film animasi fitur pertama di Malaysia pada 1998; Hisham Harun Hashim, produser dan produser eksekutif film animasi Malaysia pertama, Silat Legenda dan Kamn Ismail, sutradara Usop Sontorian, bersepakat untuk membentuk ANIMAS.

Gagasan tersebut kemudian didiskusikan pada 2001 saat sebuah pertemuan dengan Hassan Abd Muthalib, James Ooi dan Richard Ung Kok Kee di kantor James Ooi. Serangkaian pertemuan untuk membentuk ANIMAS dimulai pada April 2001 dan komite pro-tem ke-1 bertemu di Cempaka Sari Room, FINAS (Badan Pengembangan Film Nasional Malaysia), Ampang, Selangor pada 17 Mei 2001.

Aktivitas

ANIMAS akhirnya resmi terdaftar pada 29 Mei 2007. Namun, sebelum pendaftaran, ANIMAS mulai bermain peran aktif dalam industri tersebut. ANIMAS menjadi bagian dari komite utama yang menyelenggarakan Festival Film Malaysia dan beberapa acara lainnya. Hassan Abd Muthalib diundang ke Jepang dan China untuk menjelaskan tentang industri animasi Malaysia pada beberapa waktu.

Pada 2004, sebuah seminar yang diselenggarakan dengan kerjasama dari Kedutaan Besar Prancis, Goethe-Institute Malaysia dan FINAS di Balai Senilukis Negara.