Prof. Dr. H. Andi Mustari Pide, S.H. (3 April 1947 – 13 Agustus 2018) adalah ahli hukum dan akademisi yang menjadi pendiri dan Rektor Universitas Ekasakti di Padang, Sumatera Barat. Lahir sebagai keturunan bangsawan Bugis di Soppeng, Sulawesi Selatan,[1] ia merantau dan merintis karier di Sumatera Barat. Bersama istrinya, ia mendirikan Universitas Ekasakti pada 1973.[2] Ia membantu sejumlah pelajar dari Bugis yang merantau menempuh pendidikan ke Minangkabau.[3] Ia mendirikan Rumah adat Sao Mario di kampung halamannya pada akhir 1989 (sumber lain menyebutkan 1990, 1992 atau 1993).[4][5][6] Melalui pernikahan keduanya dengan Erawati Toelis, ia menjadi menantu dari Toelis Soetan Sati, sastrawan Indonesia.[7][8]
Riwayat Hidup
Latar belakang dan pendidikan
Andi Mustari adalah putra dari Andi Hafied Mattoreang dan Andi Sitti Runiah binti A.M. Pallewangi.[8] Gelar Andi yang ada pada mereka menandakan bangsawan suku Bugis. Ia menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta pada 1976.[1] Ia meraih gelar sarjana hukum dari Universitas Krisnadwipayana pada 1986 dan meraih gelar doktor dari Universitas Padjadjaran pada 1997.[9]
Kehidupan pribadi
Andi Mustari mendapatkan gelar Mangaraja Toungku Mulasontang Manopuk Siregar dari Raja Panasunan Bulung yang menjadi raja seluruh Siregar di Sipirok, Sumatera Utara. Istrinya, Erawati Toelis juga mendapatkan marga Hutasuhut dan bergelar Nomura Parlaungan Hutasuhut. Walaupun sebagai semenda belum pernah bergabung menjadi ninik mamak Suku Sikumbang Kurai, pada 1993 ia mendapat gelar Datuak Rajo Nan Sati dari kaum istrinya di Bukittinggi. Artinya ia satu suku dengan istrinya yang melanggar aturan matrilineal dalam adat suku Minangkabau. Pelanggaran aturan adat ini juga dilakukan mertuanya, Toelis Soetan Sati, yang mendapat hukuman dibuang sepanjang adat karena kawin sesuku. Ed Zoelverdi dari Tempo menuliskan bahwa ia mengeluarkan biaya masing-masing Rp150 juta untuk penyelenggaraan pesta adat kedua gelar tersebut.[10]
Menurut Tammasse Bala, rumah Andi Mustari Pide di Jalan Pancasila Nomor 12 Padang pernah dipakai sebagai penginapan pemeran dalam sinetron Sengsara Membawa Nikmat yang diadaptasi dari novel yang ditulis mertuanya, Toelis Soetan Sati.[7]
Andi Mustari Pide menikah sebanyak tiga kali. Istri pertamanya bernama Agus Saman binti Ilyas yang dinikahi pada 1965 dan memperoleh dua orang anak bernama Andi Suherman dan Andi Suriyaman Mustari Pide. Suriyaman adalah guru besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.[11] Pernikahan pertama ini diakhiri dengan perceraian. Istri keduanya adalah Erawati Toelis yang dinikahi pada 1969 dan memperoleh seorang anak bernama Henri Mappesona.[8] Henri adalah akademisi yang pernah menjabat Wakil Rektor III Universitas Ekasakti yang kini menjabat Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Padang.[12][13] Istri ketiganya adalah adik sepupunya sendiri bernama Mihrani A. Rauf.[14]
Meninggal dunia
Andi Mustari Pide wafat pada 13 Agustus 2018 pukul 00.30 WIB pada usia 70 tahun di kediamannya di Padang, Sumatera Barat. Jenazahnya dimakamkan keesokan harinya di kampung halamannya di Kompleks Sao Mario Batu-batu Soppeng, Sulawesi Selatan.[15]
Rujukan