Aloysius Slamet Widodo (lahir 29 Februari 1952) adalah pengusaha yang juga sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal di kancah kesusasteraan Indonesia melalui karya-karyanya berupa puisi mbeling yang dipublikan di sejumlah surat kabar Indonesia. Slamet Widodo merupakan salah satu penyair yang tergabung dalam Gerakan Puisi Menolak Korupsi. Etnomusikolog Rizaldi Siagian, pernah menyusun komposisi musik dari puisi-puisi bertema lingkungan karya Slamet Widodo. Kolaborasi mereka diwujudkan dalam bentuk visual grafis yang diberi tajuk Kehidupan: Dalam Ekspresi Teater Bunyi. Beberapa seniman yang terlibat dalam proyek tersebut antara lain Rahayu Supanggah, Peni Candrarini, Dharsono, Djenar Maesa Ayu, dan Masri Ama Piliang. Saat ini, Slamet Widodo aktif mengelola Komunitas Sastra Reboan yang diselenggarakan setiap bulan, di Warung Apresiasi, Bulungan, Jakarta Selatan.[1][2][3]
Bibliografi
- Potret Wajah Kita (Jakarta, 2004)
- Bernapas Dalam Resesi (Jakarta, 2005)
- Kentut (Jakarta, 2006)
- Selingkuh (Precil Production, Jakarta, 2007)
- Simpenan (2010)
- Namaku Indonesia (Pena Kencana, Jakarta 2012)
Lihat pula
Rujukan
|
---|
Umum | |
---|
Perpustakaan nasional | |
---|
Lain-lain | |
---|