Alethea Arnaquq-Baril
Alethea Arnaquq-Baril adalah produser film yang membahas kebudayaan Inuit.[1] Kota Iqaluit menjadi lokasi utama pembuatan film oleh Alethea. Film-film buatan Alethea telah ditayangkan pada berbagai festival film di Kanada dan di mancanegara.[2] PendidikanAlethea menyelesaikan pendidikan tinggi pada Sheridan College di Ontario.[2] Selain itu, ia menyelesaikan program pelatihan pembuatan animasi yang diselenggarakan oleh Dewan Film Nasional Kanada, yaitu Pusat Banff. Setelahnya, Alethea belajar tentang pembuatan film di Sekolah Tinggi Seni dan Desain Nova Scotia.[1] PekerjaanAlethea bekerja sebagai sutradara, produser, sekaligus animator film. Ia mengelola sebuah perusahaan produksi film bernama Unikkaat Studios.[2] Perusahaan ini berlokasi di Iqaluit, Nunavut, Kanada.[3] KaryaAlethea melakukan pekerjaannya dengan cara meneliti, mengeksplorasi dan mendokumentasikan berbagai kebudayaan Inuit beserta permasalahan-permasalahannya.[2] Sebagai seorang produser film, Alethea telah menghasilkan film-film yaitu James Houston: The Most Interesting Group of People You'll Ever Meet (2008), The Experimental Eskimos (2009), Throat Song (2013), Arctic Defenders (2013), Aviliaq: Entwined (2014), The Embargo Project (2015), Angry Inuk (2016) dan The Grizzlies (2018). Alethea juga menjadi penulis skenario film singkat berjudul Lumaajuuq (2010) dan Seven Sins: Sloth (2011).[4] Tunnit: Retracing the Lines of Inuit TattoosTunnit: Retracing the Lines of Inuit Tattoos menceritakan tentang sejarah tato wajah tradisional khas Inuit dan pemaknaannya. Film ini merupakan sebuah film dokumenter yang diproduksi pada tahun 2010.[5] The Experimental EskimoThe Experimental Eskimo adalah film dokumenter yang diproduksi pada tahun 2009. Film ini bercerita tentang kehidupan tiga anak laki-laki Inuit yang berusia dua belas tahun. Mereka dititipkan kepada keluarga kulit putih di Ottawa sebagai bagian dari eksperimen sosial.[5] Angry InukFilm Angry Inuk bercerita tentang dampak ekonomi dari pelarangan perburuan anjing laut di Teluk Santo Laurensius. Pelarangan ini ditetapkan oleh Uni Eropa kepada Inuit. Film ini menggambarkan bahwa perburuan anjing laut merupakan bagian dari tradisi budaya dan mata pencaharian Inuit.[6] PenghargaanFilm-film buatan Alethea telah ditayangkan pada berbagai festival di Kanada dan di mancanegara. Filmnya yang berjudul Angry Inuk menerima penghargaan "Audience Choice" di tiga festival yaitu Hot Documents Festival 2016, Imagine NATIVE Festival Film dan Media Arts Festival. Angry Inuk juga memenangkan "People's Choice Award" di TIFF's Canada Top Ten Film Festival 2017.[2] Selain itu, Angry Inuk juga memperoleh penghargaan dari pemerintah Kanada. Angry Inuk memperoleh penghargaan sebagai "Vimeo On Demand Audience Award" dan "Canadian Promotary Promotional Award". Selain itu, Angry Inuk juga menerima "DOC Vanguard Award" dari Documentary Organization of Canada. Angry Inuk juga masuk dalam daftar "Sepuluh Teratas Kanada" untuk film fitur buatan tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Festival Film Internasional Toronto.[1] Selain Angry Inuk, Alethea juga memperoleh penghargaan dari filmnya yang berjudul Lumaajuq dan Tunniit: Retracing the Lines of Inuit Tattoos. Kedua karyanya ini memperoleh penghargaan tentang film yang membahas kebudayaan Inuit.[3] Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia