Abu al-ʿAla Al-Maʿarri (Arab أبو العلاء المعري Abū al-ʿAlāʾ al-Maʿarrī, nama lengkap أبو العلاء أحمد بن عبد الله بن سليمان التنوخي المعري Abū al-ʿAlāʾ Aḥmad ibn ʿAbd Allāh ibn Sulaimān al-Tanūẖī al-Maʿarrī, kelahiran 973 M / AH 363, wafat 1058 M / AH 449) merupakan seorang filsuf, penyair, dan penulis orang Arab yang buta. Ia berasal dari suku Arab Al-Tanukhi.[1][2][3] Meskipun memegang kontroversi pandangan tak beragama, dia adalah termasuk seseorang yang hebat dalam syair Arab kuno.
Kehidupan
Abul al-'Ala lahir di al-Maʿarra (sekarang Ma'arat al-Nu'man, Suriah). Yang kemudian beliau pada era Kesultanan Abbasiyah dia menderita kebutaan pada usia muda dari penyakit cacar, tapi dia telah belajar di daerah dekat Aleppo, kemudian Tripoli, dan daerah Antiokhia. Beliau menulis banyak syair-syair di Baghdad, tetapi dia menolak untuk menjual syair-syairnya. Lalu, pada tahun 1010 M, dia kembali ke Suriah untuk menjenguk ibunya yang sakit dan meneruskan untuk menulis yang dimana menambahkan kehormatan setempat baginya. Ia merupakan anggota dari Banu Sulayman, sebuah keluarga bangsawan dari Maʿarra, yang masuk dalam suku besar Tanukh.
Beliau dideskripsikan sebagai seorang "Pemikir Bebas yang Pesimis", beliau juga seorang yang kontroversial dan seorang rasionalis pada waktunya [4], mengutamakan akal sebagai sumber dari kebenaran dan wahyu.[3] Beliau sangat pesimis terhadap kehidupan hingga dia menyebut dirinya sebagai "Tawanan Ganda" dari kebutaan yang dideritanya dan pengasingan. Beliau menyerang dogma agama dan ritualnya [5], dan sangat kritis dan sarkas terhadap agama Yahudi, Kristen, Islam, dan Zoroaster dan menjadi seorang deis.[6] Beliau adalah seorang vegan, yang disebut pada masanya sebagai vegetarianisme moralitas, dengan menyebutkan "Janganlah menginginkan dari makanan hewan sembelihan atau putih susu dari ibu yang memberi minuman pada anaknya"[6] Al-Ma'arri memegang pandangan antinatalis, yang searah dengan pesimisme pada umumnya, yang menyarankan bahwa seorang anak seharusnya tidak lahir untuk terhindar dari kesakitan dan penderitaan kehidupan.[6]
Edisi
G. Brackenbury (trans.), Risalat ul Ghufran, a Divine Comedy, 1943.