Addie Muljadi Sumaatmadja (lahir 7 Oktober 1959) adalah seorang musikus, komponis, penulis lagu dan produser rekaman Indonesia keturunan Sunda. Ia saat ini menjadi pengarah kelompok musik simfoni Indonesia, Twilite Orchestra yang ia dirikan pada tahun 1991. Ketertarikan pertamanya adalah musik pop, tetapi pada tahun 1991 ia meninggalkan genre tersebut untuk musik klasik dengan mendedikasikan dirinya sepenuhnya untuk orkestra barunya. Sejak itu, ia terus memimpin Twilite Orchestra, meskipun ia kadang-kadang menjelajah ke soundtrack film dan lagu-lagu pop.
Biografi
Kehidupan awal dan awal karier
Bakat musik Addie turun dari sang kakek, Muhammad Soesilo, yang dikenal sebagai planolog yang merancang kota satelitKebayoran Baru. Sedangkan ayahnya adalah Bandi Sumaatmadja, mantan pejuang yang menjadi pengusaha. Keinginan Addie untuk terjun ke dunia musik sempat ditentang ayahnya. Namun penolakan dari ayahnya menjadi pemacu bagi Addie untuk menjadikan musik sebagai hidupnya.
Setelah belajar piano klasik dengan Mrs. Rotti, proses belajar musiknya lebih banyak dilaluinya secara otodidak, termasuk bidang orkestrasi, conducting, dan rekaman|Recording engineering. Sebagai upaya untuk terus memperdalam bidang-bidang tersebut, Addie mengikuti beberapa pendidikan singkat. Antara lain, Recording Engineering Workshop di Ohio pada tahun 1984 dan Conducting Workshop yang diselenggarakan oleh American Symphony Orchestra League di Los Angeles pada tahun 1995. Dalam conducting workshop tersebut ia mendapat bimbingan dari Jorge Mester, konduktor Pasadena Symphony Orchestra saat itu, dan Raymond Harvey, konduktor Fresno Philharmonic Orchestra.[1]
Karier Addie di industri musik tanah air dimulai pada tahun 1979 sebagai arranger maupun produser untuk album-album rekaman penyanyi-penyanyi pop. Penyanyi yang mendapat besutan tangan dinginnya, antara lain Vina Panduwinata, Utha Likumahuwa, Chrisye, Krisdayanti, hingga musisi mancanegara seperti Suzanne Ciani dari Amerika Serikat.[2]
Addie telah meraih 3 Golden TrophyBASF Awards sebagai penata musik terbaik, 2 Golden Records untuk album Vina Panduwinata, dan 2 Silver Records untuk album Chrisye.[3] Addie pernah membuat 3 orkestrasi dalam album Dream Suite karya Suzanne Ciani, yang dinominasikan dalam Grammy Awards ke-38 sebagai The Best New Age Album.[4]
Pengalamannya dalam dunia musik antara lain sebagai penata musik dan konduktor untuk lagu "Sayang" ciptaan Titik Hamzah pada Festival Internacional de la Cancion, Chili, pada tahun 1983 serta music director untuk BASF Awards selama 7 tahun berturut-turut. Pada tahun 2005 Addie dipercaya memimpin Manila Philharmonic dalam acara Miss ASEAN di Jakarta. Setelah 15 tahun meninggalkan jalur musik pop dan berkonsentrasi di musik simfonik, Addie mulai berkiprah kembali di musik pop saat tampil sebagai music director dan konduktor dalam konser tunggal Vina Panduwinata, Viva Vina pada tahun 2006.[5]
Pada tahun 1991, Addie bersama Oddie Agam dan pengusaha Indra Usmansjah Bakrie, mendirikan Twilite Orchestra, sebuah "pops orchestra", yakni orkestra simfoni yang tidak hanya memainkan musik klasik saja, tetapi juga musik film, drama musikal, musik pop, dan tradisional yang diaransemen secara simfonik.[1] Tahun 1992, tepatnya bulan Februari, Twilite Orchestra sukses menggelar konser dengan David Foster di televisi swasta RCTI.
Pada tahun 1998, Addie bersama Youk Tanzil dan Victorian Philharmonic Orchestra membuat album rekaman Simfoni Negeriku di Australia, di mana untuk pertama kalinya lagu-lagu nasional dan perjuangan Indonesia diaransemen secara simfonik dan direkam dalam format CD dan kaset. Bersama Twilite Orchestra, pada tahun 2004 Addie merilis album La Forza del Destino, sebuah album rekaman simfonik pertama di Indonesia yang menampilkan karya-karya musik simfonik klasik Barat dalam bentuk album CD. Semangatnya dalam memasyarakatkan musik simfonik tidak berhenti di rekaman simfonik lagu-lagu perjuangan dan klasik Barat saja. Pada tahun 2012 Addie MS membuat rekaman lagu-lagu daerah Indonesia yang digubah secara simfonik, bersama Garuda Indonesia. Album rekaman yang diberi judul The Sounds of Indonesia ini mampu bertahan beberapa hari di urutan teratas di Top Album, iTunes.
Sejak tahun 1998, Addie bersama Twilite Orchestra melaksanakan misi edukasi melalui konser di berbagai sekolah maupun universitas. Bersama ‘Sampoerna untuk Indonesia’, Twilite Orchestra mengadakan konser tahunan untuk mahasiswa di Istora Senayan dan di beberapa universitas dengan nama Musicademia yang telah dimulai sejak tahun 2000 sampai 2010. Masih dengan misi yang sama, Addie mendirikan Twilite Youth Orchestra pada tahun 2004, yakni sebuah orkes remaja yang tampil di sekolah-sekolah maupun di konser umum. Sebelumnya, Addie MS juga membentuk Twilite Chorus pada tahun 1995. Pada tahun 2009, Addie bersama Twilite Orchestra, Twilite Chorus, CIC Choir, dan beberapa solis mempagelarkan konsernya di Sydney Opera House, yang merupakan konser orkestra simfoni Indonesia pertama yang tampil di concert hall bergengsi tersebut. Twilite Orchestra juga menjadi orkes simfoni Indonesia pertama yang tampil di Eropa ketika pada tahun 2012 berkonser di Bratislava, Slowakia dan Berlin, Jerman atas prakarsa Kemenparekraf RI, KBRI di Slowakia dan KBRI di Jerman, di mana Addie MS memimpin 57 musisi dan 40 penyanyi Twilite Chorus.[8] Selain itu, ia juga berkolaborasi dengan The Resonanz Children Choir di konser natal PUKAT pada tahun 2011, 2012 dan 2014.
Kehidupan pribadi
Dia menikah dengan Memes pada tanggal 13 September 1987. Pernikahan tersebut membuahkan dua orang anak, yaitu Kevin Aprilio dan Tristan Juliano.[9][10] Kevin mengikuti jejak kedua orang tuanya menjadi pemusik dengan mendirikan sebuah band beraliran pop rock yang cukup populer di tanah air yang bernama Vierratale dan Princess.[1]
Edmond, Bruce (20 November 2008). "Addie MS". The Jakarta Post. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-02. Diakses tanggal 3 March 2012.
Endah, Alberthiene (2007). Chrisye: Sebuah Memoar Musikal (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN978-979-22-2606-5.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Ginting, Asrat (2009). Musisiku (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Republika. ISBN978-979-1102-52-0.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
MS, Addie (2007). "Pertimbangannya Lama Banget!". Dalam Endah, Alberthiene. Chrisye: Sebuah Memoar Musikal (dalam bahasa Indonesian). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 340. ISBN978-979-22-2606-5.Parameter |trans_title= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan); Parameter |trans_chapter= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)