Adamantine adalah album studio kelima oleh Band Metal Burgerkill, di rilis tujuh tahun setelah gebrakan album sebelumnya Venomous tahun 2011 yang rencananya akan diluncurkan bertepatan dengan hari jadi yang ke-20 Band Metal ini tetapi tertunda karena berbagai hal, diantaranya karena kesibukan dan persiapan tur untuk turut serta dalam Festival Metal "Wacken Open Air"[3] di Jerman dan "Bloodstock Open Air"[4] di Derbyshire, Inggris tahun 2015 serta pergantian personil yang memerlukan proses panjang dari mulai audisi yang di lakukan secara tertutup[5] hingga bergabungnya Putra Pra Ramadhan menjadi penerus Abah Andris sebagai penabuh drum[6].
Judul Album ini diambil dari nama sebuah material yang sangat keras dan sulit dihancurkan sehingga dapat diartikan tidak terkalahkan,[7] di usulkan oleh seorang Jurnalis rock senior asal Inggris, anggota dari Band OAF yang juga seorang MetalheadDom Lawson turut menyumbangkan suaranya pada lagu "United Front". Dalam Album ini, terdapat lagu daur ulang Iwan Fals berjudul "Air Mata Api" yang terinspirasi dari kolaborasi bersama mereka dalam acara "Rebel Meet Rebel" di Bandung tahun 2013.[8] Untuk mempromosikan album ini, Burgerkill menggelar tur Eropa dan menjadwalkan 6 konser di 3 negara dengan judul "Adamantine European Tour 2018".[9] Kemudian di lanjutkan dengan gelaran tur ke Amerika Serikat, keliling 16 Kota di negeri Paman Sam dengan judul "Adamatine American Tour 2019".[10]
Rilis dan Konsep
Adamantine adalah karya musik yang mencerminkan kondisi yang solid, refleksi, manifestasi dan harapan. Terbentuk dari berbagai pergolakan, keinginan, nafsu, kemarahan dan kekecewaan yang menyimpulkan perjalanan Burgerkill tujuh tahun terakhir sejak Venomous, baik di blantika musik tanah air maupun di kancah internasional. Album ini di produseri oleh Burgerkill sendiri melalui BKHC Records. Rekaman Drum dilakukan di Studio Shoemaker, Jakarta oleh Moko Aguswan, sementara Gitar, Bass dan Vokal di rekam di Studio Masterplan, Bandung oleh Toteng, Innu Regawa, and Ramdan. Secara musikalitas, Adamantine di kerjakan oleh Ebenz dan Agung kecuali 2 lagu yakni "Air Mata Api" ciptaan Iwan Fals dan Vladvamp yang mengisi instalasi suara pada lagu "Undamaged". Vladvamp juga berkolaborasi dengan Ramdan untuk membuat instalasi suara yang memperkuat pengaturan Perkusi yang dimainkan oleh Putra. Terdapat beberapa perubahan pola penulisan lirik, ketika Vicky memiliki peran yang lebih besar dalam hal penulisan. Baginya Adamantine adalah sarana untuk menunjukkan kedewasaanya dalam bermusik dan 11 tahun perjalanannya bersama Burgerkill. Secara artistik album ini terefleksi secara emosi melalui karya seni beruang Grizzly yang di buat oleh Fajar Allanda. Karya ini menambah kesegaran bagi Burgerkill dan transformasi yang dialami sejak Putra mampu menjembatani karakter yang solid, terbentuk dalam permainan musik Ebenz, Agung, Ramdan dan Vicky.
Album ini di banyak ulas oleh media dan portal-portal musik dalam dan luar negeri. Cultura mengatakan bahwa, di album ini Burgerkill sungguh memperlihatkan kelas mereka sebagai band metal terkemuka di Indonesia, tidak hanya sekedar album metal dengan musik keras.[12]Loudersound mengatakan di luar lagu intro "Undamaged" dan lagu instrumental "Celestial", Burgerkill menetapkan manifestonya ke dalam tujuh lagu tanpa kompromi yang dengan mulus menggabungkan teknikalitas Death Metal, intensitas Thrash Metal dan riff yang adiktif seperti Lamb of God dan Pantera.[13] Bahkan majalah musik metal dan rock terkemuka Metal Hammer UK memasukkan Burgerkill kedalam daftar 50 Band Metal terbaik sepanjang masa[17].
AmvibeDiarsipkan 2020-06-30 di Wayback Machine. mengulas jika album Beyond Coma and Despair dianggap mengerikan dan album Venomous masuk dalam kategori berbahaya, sedangkan album Dua Sisi adalah berandalan dan album Berkarat misantropik, maka Adamantine mewujud seekor mutan pencabik yang membesi.[14] Desna dari Ekspresi Online mengatakan bahwa Adamantine lebih progresif dibandingkan album-album sebelumnya. Dengan hanya sekali dengar kita tidak mungkin dapat memahami keseluruhan album ini, perlu berulang kali didengarkan agar dapat dipahami secara detail karena komposisi musikalitas yang rumit di album ini. Melalui album ini, Burgerkill ingin menyampaikan pada dunia bahwa mereka terus berkembang dan tidak takut untuk bereksplorasi dan Adamantine inilah hasilnya, lebih galak, berat dan gila layaknya beruang Grizzly namun disisi lain juga indah, maka tak berlebihan jika mereka disebut tak pernah mengecewakan.[18]
^ abTantomo, Rio (23 Mei 2018). "Burgerkill - Adamantine". Amvibe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-30. Diakses tanggal 27 Juni 27 2020.Periksa nilai tanggal di: |accessdate= (bantuan)