Abdul Rahman Bin Togel (1914 – 31 Oktober 1957) atau A. Rahman adalah seorang pemain biola dan pemain biola pada masa pemerintahan Jepang di Malaya.
A. Rahman |
---|
|
Lahir | Abdul Rahman Bin Togel 1914 (1914) |
---|
Meninggal | 31 Oktober 1957(1957-10-31) (umur 42–43) Singapura |
---|
Pekerjaan | penyanyi |
---|
Tahun aktif | 1937-1957 |
---|
|
Biografi
Abdul Rahman Bin Togel atau nama panggungnya A. Rahman lahir pada tahun 1914, Ia merupakan seorang penyanyi keroncong yang hebat dan lagu-lagu orisinal pada masa itu. Selain menyanyi, ia juga mahir menciptakan lagu dan lirik seperti Mega Mendung, Ketawa lah Lagi, Ayah dan Ibu, Musalmah, Sri Tambak, Sri Johor dan masih banyak lagi.
Pada tahun 1937, A. Rahman yang tergabung dalam grup Opera Bangsawan sebagai musisi mengikuti kompetisi menyanyi bernama pertunjukan bakat Keroncong di pusat hiburan Happy World dan berhasil meraih juara kedua sisinya hingga ia diberi kesempatan untuk merekam suaranya dengan perusahaan EMI Columbia Records dan juga pernah melakukan rekaman dengan His Masters' Voice (HMV), salah satu perusahaan rekaman terbesar di dunia.
Pada masa pendudukan Jepang yang dimulai tahun 1942 di Malaya, Biduan A. Rahman sering tampil bersama bandnya untuk tentara Jepang. Biduan R. Ismail yang merupakan putranya yang saat itu masih anak-anak pun mengikuti ayahnya untuk tampil.
Setelah berakhirnya pendudukan Jepang di Malaya pada tahun 1945, Biduan A. Rahman mendirikan pancharagam bernama Orkes Rahman kenchanawati. Ia tidak hanya menyanyi tetapi juga memainkan biola dan alat musik lainnya. Kemampuannya juga bisa bernyanyi sekaligus bermain biola.
Selain dirinya, ada juga penyanyi lain yang tergabung dalam grup Kenchanawati, yakni Biduanita Momo Latiff, Miss Julia, Nona Asiah, dan putranya R.Ismail. Ia kerap merekam lagu di Piring Hitam bersama Miss Julia yang merupakan pasangan duet idamannya. Lagu dance mereka antara lain Asli Mak Inang, Cik Siti Lela Mayang dan masih banyak lagi.
Saat itu ia juga sering mengikuti lomba menyanyi dan pernah meraih juara pertama dan pernah dipanggil Johan Biduan dari Malaya. Orkestra Kenchanawati sering tampil di pesta pernikahan, pernikahan dan sering diundang untuk merekam acara hiburan di Radio Malaya. Di masa kejayaannya, ia juga sering tampil di pusat-pusat hiburan ternama saat itu, yakni Happy World dan New World.
Biduan A. Rahman pernah mendapat penghargaan dari Sultan Johor saat itu, Almarhum Sultan Ibrahim Ibni Almarhum Sultan Abu Bakar, karena telah menciptakan lagu Seri Johor yang menceritakan keistimewaan negara Johor saat itu.
Pada tanggal 31 Oktober 1957, Biduan A. Rahman meninggal dunia dan belum diketahui penyebab kematiannya dan dimakamkan di Kaki Bukit Islamic Cemetery, Singapura.
Meski meninggalnya seorang pengemis bernama Abdul Rahman sudah lebih dari 60 tahun yang lalu, namun kontribusinya terhadap peningkatan kualitas musik Melayu saat itu sangat besar. Karena beliau dianggap sebagai pionir musik melayu selain Wak Jahari Jarr, Pak Zubir Said, Pak Ahmad Jaafar dan lain-lain, semoga pengabdiannya di dunia musik melayu terus dikenang dan semoga generasi muda saat ini mengenal musikal tersebut karya lagu-lagunya yang cukup kaya akan seni dan budaya melayu.
Diskografi
- Nyanyian Anak Dara (nyanyian ulang Sudirman Hj. Arshad)
- Singapore City (dibuat lagu rakyat Hari Nasional)
- Ayah Dan Ibu (menyanyi ulang Sudirman Hj. Arshad)
- Mega Mendung (Dinyanyikan ulang oleh Sharifah Aini/Rudy Djoe)
- Tertawa lagi (Dinyanyikan ulang oleh Noraniza Idris & Siti Nurhaliza)
- Asmara M kumpulan (Dinyanyikan ulang oleh Rosemaria A. Hamid)
- Sri Tambak (dinyanyikan ulang oleh Sharifah Aini)
- Sri Rampaian
- Sri Johor
- Lanchang Kuning (Dinyanyikan Ulang oleh Eddy Silitongga/Jamal Abdillah)
- Nona Hari Ini
- Muslim
- Orang Terpilih
- Taman bunga
- Gadis Melayu
- ketika kamu ingin pergi
- Nona Minah Sayang
- Ini aku
- Hilang Harapan
- Pasir Roboh (Dinyanyikan ulang oleh SM Salim, Fazidah Joned & Sharifah Aini)
- Asli Mak Inang-Duet dengan Nona Julia
- Cik Siti Lela Mayang-Duet dengan Miss Julia
- Hang Tuah-Duet dengan Nona Julia
- Masri Cahaya Bulan
- Istriku
- Wahai Khatijah
- Ayer Batu
Referensi