1SWASP J1407b
1SWASP J1407b (biasa disingkat J1407b) atau dikenal juga sebagai Super Saturnus adalah planet raksasa gas atau katai cokelat terkenal dengan sistem cincin raksasa.[1] Ia ditemukan pada tahun 2012 oleh Eric Mamajek dan Kenworthy.[2][3] Terletak 434 tahun cahaya dari Bumi, planet ini memiliki salah satu sistem cincin terbesar yang diketahui di galaksi, dengan diameter sekitar 0,6 AU (bergantung pada definisi cincin) atau lebih dari 15% sumbu semi-mayornya.[4][5] Ia memiliki periode orbit sekitar 10 tahun.[6] Seperti banyak eksoplanet lainnya, planet ini ditemukan dengan metode transit yang mendeteksi penurunan kecerahan bintang saat planet melintas di depannya. Cincin yang mengelilingi J1407b memiliki diameter berasal dari jarak 30 juta kilometer dari pusat planetnya dan membentang sejauh 90 juta kilometer. Kurva cahaya menyiratkan para astronom bahwa diameter sistem cincin hampir 120 juta kilometer, lebih dari 200 kali lebih besar dari cincin Saturnus. Sistem cincin kemungkinan berisi kira-kira sebanding dengan nilai massa Bumi dalam partikel debu yang mengaburkan cahaya dan sebesar orbit Bumi. Cincin itu diduga terbuat dari debu kosmik. J1407b memiliki suhu permukaan yang sangat panas, sekitar 1000 hingga 2000 derajat Celsius. terlalu panas untuk memiliki cincin es seperti Saturnus. Bintang J1407 serta planetnya terbentuk secara bersamaan pada 16 juta tahun silam. Dibandingkan Matahari dan Bumi yang sudah berusia 4,5 miliar tahun, J1407 tergolong sangat muda. Cincin J1407b sedang berada dalam proses awal pembentukan bulan.[7] Para astronom memperkirakan bahwa pasangan cincin J1407b memiliki periode orbit sekitar 1 dekade. Massa J1407b sulit untuk diperkirakan, tetapi kemungkinan besar dalam antara 10 hingga 40 massa Jupiter.[8] Sistem cincinStudi pertama tentang gerhana dan kemungkinan keberadaan sistem cincin dipublikasikan pada tahun 2012, dipimpin oleh Mamajek.[9] Penemuan kurva cahaya di J1407b, memperkirakan bahwa terjadi gerhana yang berlangsung 56 hari, yang berpusat pada April 2007 dan mungkin disebabkan oleh transit dari cincin raksasa. Tapi bintang itu tidak sepenuhnya gelap selama dua bulan. Model menunjukkan cincin terdiri dari 37 lapis dan meluas ke 0,6 radius Au (9 x 107 km),[10] dan cincin diperkirakan memiliki massa total 100 kali massa Bulan.[10] Seandainya berada di sekitar Saturnus, itu mendominasi langit malam kita.[11] Beberapa dari 30 cincin J1407b lebih padat, menghalangi lebih banyak cahaya, dan beberapa di antaranya kurang padat, membiarkan lebih banyak cahaya masuk. Permodelan transit menunjukkan bahwa ia tidak seragam dan malah menunjukkan celah. Sistem cincin memiliki celah lebar 0,026 AU yang diamati terletak 0,4 AU. Hanya ada satu lokasi bulan di 0,63 AU ditemukan membentuk celah di 0,4 AU dalam periode waktu yang singkat kurang dari 100 tahun.[12] SatelitPara astronom menemukan sejumlah lubang di cincin, yang mengindikasikan bahwa eksobulan juga ditemukan.[12] Keberadaan bisa diduga dari proses gerhana bintang J1407 oleh cincin J1407b. Pada saat cincin J1407b melintas, adakalanya 95% cahaya bintang ditutupi oleh cincin dan proses gerhana oleh terjadi selama beberapa hari. Kejadian tersebut mengindikasikan keberadaan objek padat di area cincin yang bisa jadi mirip planet. Dengan kata lain, ada materi yang berkumpul membentuk satelit di area cincin dengan perkiraan ukuran antara Mars dan Bumi. Secara teoritis, planet raksasa seperti Jupiter dan Saturnus di tahap awal pembentukannya akan memiliki piringan atau cincin materi di sekelilingnya yang kemudian berevolusi menjadi satelit. Sayangnya selama beberapa dekade teori ini dibuat, belum ada bukti sistem cincin tersebut. Pengamatan lanjut untuk mengetahui periode dan massa satelit yang ada di cincin. Untuk itu para astronom amatir juga diajak untuk melakukan pemantauan secara terus-menerus untuk mendeteksi gerhana berikutnya dari bintang J1407 oleh cincin J1407b. Di masa depan, penemuan sistem cincin pada planet yang mengitari bintang muda akan menjadi salah satu kunci untuk bisa memahami pembentukan satelit.[13] Referensi
|
Portal di Ensiklopedia Dunia