Resusitasi cairan memakai kristaloid isotonik sering menyebabkan kelebihan cairan dan jejas reperfusi. Inovasi terbaru resusitasi cairan pada penderita syok yaitu natrium laktat hipertonik. Saat ini belum ada penelitian yang memakai natrium laktat hipertonik untuk resusitasi cairan sindrom syok dengue (SSD). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pulihnya syok setelah resusitasi cairan SSD anak memakai natrium laktat hipertonik dibandingkan dengan Ringer laktat (RL). Penelitian ini merupakan uji klinis terkontrol acak tersamar tunggal di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung, bulan Juni 2008?Juni 2010. Didapatkan 62 subjek, usia 2?14 tahun memenuhi kriteria inklusi, empat subjek drop out sehingga 58 subjek yang dapat dianalisis. Kelompok I (30 subjek) mendapat natrium laktat hipertonik dan kelompok II (28 subjek) mendapat RL. Dilakukan pengamatan waktu pengisian kapiler dan kadar laktat darah sebagai penanda pulihnya syok. Analisis statistik digunakan uji-t, Uji Friedman, dan uji chi-kuadrat. Hasil penelitian didapatkan perbedaan bermakna kecepatan pulihnya syok setelah resusitasi cairan memakai natrium laktat hipertonik dibandingkan dengan RL (p<0,05). Perbedaan pulihnya waktu pengisian kapiler tampak pada menit ke-30, jam ke-1, dan jam ke-2 (p<0,05). Perbedaan penurunan kadar laktat darah tampak pada jam ke-12 (p<0,05). Disimpulkan resusitasi cairan memakai natrium laktat hipertonik pada SSD anak memulihkan syok lebih cepat dibandingkan dengan RL. [MKB. 2013;45(3):135?40]Kata kunci: Laktat darah, natrium laktat hipertonik, sindrom syok dengue, waktu pengisian kapiler Comparison of Shock Recovery in Dengue Shock Syndrome Using Ringer Lactate and Hypertonic Sodium LactateStandardized dengue shock syndrome (DSS) fluid resuscitation using isotonic crystalloid often cause fluid overload and reperfusion injury. The new innovation of fluid resuscitation in shock patients is using hypertonic sodium lactate. The study on fluid resuscitation using hypertonic sodium lactate in DSS children has never performed previously. This study aimed to find shock recovery difference between DSS children using hypertonic sodium lactate and Ringer lactate (RL). Study method was single blind randomized controlled trial. There were 62 children, 2?14 years met the inclusion criteria in pediatric division, Departement of Child Health Dr. Hasan Sadikin Hospital Bandung, June 2008?June 2010, four subjects were dropped out and 58 subjects were participated. Group I (30 subjects) received hypertonic sodium lactate and group II (28 subjects) received RL. The subjects were observed for capillary refill time and blood lactate as shock recovery predictor. Statistical analysis using t-test, Friedman test, and chi-square. The result showed fluid resuscitation using hypertonic sodium lactate was faster in shock recovery than RL (p<0.05). The significant difference of capillary refill time recovery start at 30 minutes, first, and second hour observation (p<0.05). The significant difference decrease in blood lactate showed at twelfth hour observation (p<0,05). This study concluded fluid resuscitation on DSS children using hypertonic sodium lactate has faster shock recovery compared to RL. [MKB. 2013;45(3):135?40]Key words: Blood lactate, capillary refill time, dengue shock syndrome, hypertonic sodium lactate DOI: http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v45n3.142