Transportasi merupakan komponen penting dalam supply chain dan berkontribusi tidak kurang dari 60% dari total biaya logistik. PT Pertamina Persero adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkewajiban menjamin ketahanan dan ketersediaan produk premium nasional dan tetap dapat bersaing untuk memperoleh profit, maka diperlukan efisiensi pada pendistribusian produk salah satunya dengan melakukan optimasi pola suplai.Tujuan dari kajian ini yaitu untuk merancang dan menganalisis model optimasi pola suplai premium impor di Terminal BBM (TBBM) Area Barat dengan meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan fasilitas yang dimiliki. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari dokumentasi history perusahaan tahun 2015 dengan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kasus.Metode optimasi menggunakanInteger Linear Programming dengan bantuan software POM for Windows dan analisis branch and bound untuk memperoleh pola suplai dengan biaya minimum.Hasil dari kajian ini memberikan beberapa alternatif pola suplai,alternatif terpilih yang memberikan biaya transportasi paling rendah yaitu kombinasi pola direct supply dengan sistem transshipment. Pola suplai hasil optimasinya yaitu distribusi premiumsecara langsung dari terminal muat di Singapore ke TBBM Medan dan TBBM Tanjung Uban, dan sistem transshipment di TBBM Merak untuk suplai Premium ke TBBM Teluk Kabung, TBBM Tanjung Gerem, TBBM Panjang, dan TBBM Semarang. Dengan pola tersebut, biaya transportasi yang dikeluarkan yaitu US$3,782,151/ bulan atau mengalami penurunan biaya sebesar ±17% dibandingkan dengan pola suplai saat ini yaitu US$4,545,572/ bulan.Selain itu, pola suplai ini juga meningkatkan utilisasi fasilitas jetty dan tangki TBBM Merak yaitu utilisasi tangki menjadi 88% dari sebelumnya 37% dan utilisasi jetty menjadi 66,4% dari sebelumnya 35%.