Zulkarnain Kurniawan (29 Oktober 1922 – 9 Juni 2004) adalah seorang pelatih bulu tangkis dan salah satu pendiri klub PB Surya Naga di kotanya. Sejak muda ia gemar bermain badminton. Ia pernah bertanding dalam Kompetisi Kelas 1 di Surabaya. Ia mulai bermain dengan Perhimpunan Badminton Oke, yang ia ikut dirikan pada 1951. Pada 1964 perhimpunan ini dibubarkan, kemudian Zulkarnain ikut mendirikan Klub Surya Naga. Di klub ini Zulkarnain melatih para pemain muda dengan menekankan empat hal: kecepatan, pernapasan yang baik, konsistensi dan agresivitas.
Di antara pemain-pemain muda yang dilatihnya itu, terdapat pula delapan orang anaknya. Dua di antara anak-anaknya itu kemudian berhasil menjadi pemain bulu tangkis kelas dunia, yaitu Rudy Hartono Kurniawan yang 8 kali menjadi juara All England dan berkali-kali ikut memperkuat tim Piala Thomas Indonesia, dan Utami Dewi yang berkali-kali ikut memperkuat tim Piala Uber Indonesia.
Zulkarnain menerapkan disiplin yang keras dalam melatih murid-muridnya. Anak-anaknya sendiri biasa bangun pukul lima pagi untuk mulai berlatih. Bila terlambat ia tidak segan-segan memberikan hukuman fisik. Namun Zulkarnain tidak hanya menciptakan pemain bulu tangkis dengan teknik yang prima, melainkan juga yang berjiwa sportif dan bermental juara.
Sampai usia tuanya Zulkarnain masih aktif turun tangan melatih. Sekitar 1994 ia terkena stroke sehingga menderita koma selama tujuh hari. Sejak itu ia menderita kelumpuhan sebagian anggota badannya. Kendatipun demikian, ia masih tetap mengawasi jalannya latihan di klub Surya Naga yang kini dikelola oleh salah seorang menantunya. Sekitar 3-4 tahun setelah menderita lumpuh itu dia mencoba aktif, tetapi akhirnya ia harus banyak beristirahat.
Pranala luar