Zeno dari Sidon adalah seorang filsuf Yunani Kuno yang berasal dari Sidon abad 2 SM.[1] Zeno lahir di Sidon pada tahun BC SM, Phoenicia, dan meninggal di Athena, Yunani pada tahun 70 SM.[2]
Ia adalah pimpinan sekolah Epikuros yang didirikan oleh Epikuros pada Abad 3 SM.[2] Zeno dari Sidon di Athena, sesudah tahun 100 M[2] menjadi kepala Sekolah Epikurea tesebut dan dikenal terutama dari dialog-dialog filsafatnya dengan Marcus Tullius Cicero (seorang filsuf Romawi), yang pernah menjadi muridnya.[1] Pada tahun 79 SM, Cicero menjadi murid Zeno, dan ia sangat terkesan dengan sang guru.[1] Ajaran Zeno bagi Cicero sangat jelas dan cerdas, sayangnya sering disalahgunakan kepada seperangkat ajaran yang begitu sepele dan bodoh, misalnya ajarannya tentang Epikureanisme.[1] Zeno dikenal sebagai filsuf yang sering mencemooh filsuf-filsuf lain, salah satunya Socrates yang ia sebut sebagai badut Attica.[1]
Ajaran Zeno dari Sidon
Kebahagiaan terletak pada kesenangan saat ini, dan keyakinan bahwa penikmatan kesenangan tersebut akan berlangsung seumur hidup tanpa intervensi derita.[1]
Jika derita mengintervensinya, hanya sebentar saja, dan hal tersebut berlaku bagi derita yang berat.[1] Atau sebuah derita justru akan mengandung lebih banyak kesenangan daripada sakit jika deritanya justru belangsung lebih lama.[1]
Renungan akan prinsip-prinsip ini akan membuat orang bahagia, khususnya jika ia pernah merasa puas dengan hal-hal baik yang pernah dinikmatinya, dan tidak ada yang menakutkan entah itu maut atau dewa-dewa.[1]