Yayasan LKiS adalah organisasi independen dan nirlaba yang berkedudukan di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Tujuan utama LKiS adalah mewujudkan tatanan Islam transformatif yang berpihak pada keadilan dan kemajemukan, serta berbasis ke-Indonesiaan.
Yayasan ini pernah merasakan penderitaan difitnah dan dirusak hanya karena menyelenggarakan sebuah buku karangan Irshad Manji.[butuh rujukan]
Profil
Yayasan LKiS berdiri sejak 1992. Pembentukannya dirintis oleh sekelompok aktivis muda dari kultur Islam tradisional yang intens berdiskusi dan mengembangkan pemikiran ke arah yang lebih transformatif dan toleran. Saat itu, orde baru berkuasa. Gagasan kritis begitu dibatasi dan ditekan. Namun, kelompok ini terus memperdalam kajian mengenai wacana Islam dan juga mengaplikasikannya dengan mengadvokasi pihak-pihak yang didiskriminasi dan dimarginalkan.
Dengan pembentukan yayasan, pemikiran para aktivis ini disebarluaskan secara lebih strategis melalui media dan jaringan. Media yang dipilih antara lain; buku, buletin, dan kampanye melalui media cetak maupun elektronik. Sedangkan jaringan yang dikembangkan ialah; komunitas anak muda dari berbagai macam latar belakang, pesantren dan majlis taklim. Diharapkan dari kegiatan ini lahir jiwa-jiwa kritis, transformatif dan toleran. Selain itu, kami juga aktif melakukan advokasi bersama masyarakat dan lembaga-lembaga yang memiliki perhatian isu yang sama demi mewujudkan visi dan misi.
Memasuki era reformasi, gerakan ini terus dilakukan. Sebab pada kenyataannya, pemerintah memerlukan dukungan dan pengawalan kritis di segala bidang. Baik itu pendidikan, sosial, budaya, politik, ekonomi, maupun hukum, pertahanan dan keamanan. Yayasan LKiS mendukung upaya mempertahankan Bhineka Tunggal Ika. Sehingga, perbedaan yang ada bukan untuk melahirkan perpecahan, melainkan modal penting bagi terciptanya karya bersama untuk kemajuan bangsa dan tanah air.
Yayasan LKiS senantiasa berpijak dalam kerangka Islam sebagai agama ‘rahmatan lil alamin’, anugerah bagi sekalian alam. Oleh karenanya, semua aktivitas yang dijalankan bertujuan untuk mendorong terwujudnya perdamaian dalam keberagaman, kesetaraan gender dan pemenuhan hak-hak dasar setiap insan. Gerakan ini diharapkan bisa semakin luas dirasakan dan dilakukan oleh individu, kelompok maupun jaringan. Sehingga, semakin banyak tangan kreatif yang bahu-membahu dalam upaya mencapai tujuan itu.
Referensi
Pranala luar