Yang Xiu (Dinasti Han)
Yang Xiu (175[2]-219[3]), nama kehormatan Dezu adalah seorang pegawai sipil dan penasihat kepada Cao Cao pada masa akhir Dinasti Han Timur Tiongkok. KehidupanYang Xiu merupakan anak dari Yang Biao (楊彪) dan cucu dari Yang Ci (楊賜). Ibunya, Nyonya Yuan (袁氏) adalah saudari dari Yuan Shu.[4] Suatu saat pada tahun 200an, Yang Xiu dinominasikan sebagai xiaolian dan menjadi Panitera (主簿) di bawah Cao Cao, Kanselir Kekaisaran. Dia dikatakan ahli dalam urusan sipil dan militer dan memahami Cao Cao dengan baik. Karena itu, Yang Xiu menjadi tokoh berpengaruh di pemerintahan. Yang Xiu adalah teman dekat putra Cao Cao, Cao Zhi, dan terlibat dalam perebutan suksesi antara Cao Zhi dan saudaranya Cao Pi. Hubungan dekat Yang Xiu dengan Cao Zhi menyebabkan dia mengalami kemalangan selama kelakuan buruk Cao Zhi yang sesekali terjadi seperti insiden di kota Ye, di mana Cao Zhi dalam keadaan mabuk melewati gerbang yang hanya diperuntukkan bagi kaisar. Namun pukulan terakhirnya adalah ketika Yang Xiu diketahui telah membocorkan agenda diskusi dewan kepada Cao Zhi agar temannya dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu dan mengesankan Cao Cao. Karena ini dan mengingat hubungannya dengan Yuan Shu, Cao Cao mengeksekusi Yang Xiu. Namun Cao Pi secara pribadi tidak menyukai Yang Xiu. Pedang favorit Cao Pi adalah hadiah dari Yang Xiu dan Cao Pi secara teratur menyimpan pedang itu di sisinya. Belakangan, setelah menjadi kaisar, Cao Pi teringat Yang Xiu pernah berkata bahwa pedang itu aslinya milik Wang Mao (王髦). Cao Pi yang bernostalgia kemudian mencari keberadaan Wang Mao dan menghadiahkan Wang makanan dan pakaian.[5] Kematian Yang Xiu diasosiasikan dengan cerita "rusuk ayam" yang dinarasikan oleh Pei Songzhi di Catatan Sejarah Tiga Negara[6] dan dipopulerkan di Kisah Tiga Negara. Banyak yang menduga kematian Yang Xiu bukan karena disebabkan oleh hubungannya dengan Cao Cao, tetapi Yang Xiu dengan tepat menebak pikiran Cao Cao yang yakni menjadi sebuah tabu. Ia kemudian menyebarkan pikiran Cao Cao kepada orang lain, yang seharusnya makin dilarang diketahui. Orang seperti Cao Cao selalu ingin membuat dirinya bingung dan mempunyai rahasia politik yang tidak bisa sembarangan dibagikan kepada siapapun. Oleh karena itu, bawahan seperti Yang Xiu dianggap sebagai ancaman.[7] Sebelum kematian Yang Xiu, Cao Cao menyurati ayahnya Yang Biao, mencelanya karena sikap anaknya yang sangat arogan. Setelah berita kematiannya sampai ke tangan ayahnya, ayahnya mengalami rasa duka yang mendalam dan menyalahkan diri sendiri atas perbuatan anaknya, membuat rambutnya memutih dan badannya kurus. Mendengarkan hal itu, Cao Cao memberi santunan hadiah yang banyak kepada Yang Biao atas kematian Yang Xiu olehnya. Anekdot[8]
Di Kisah Tiga NegaraDalam novel Kisah Tiga Negara, Cao Cao merasa Yang Xiu terlalu sombong dan yakin terhadap kepintarannya, dan kepintaran Yang Xiu yang menjadi bumerang baginya karena Cao Cao menghukum mati Yang Xiu karena sebuah insiden yang dikenal sebagai insiden "rusuk ayam". Saat itu, Cao Cao sedang berperang melawan Liu Bei di Kampanye Hanzhong. Cao Cao mengalami kemunduran karena kematian Xiahou Yuan di Pertempuran Gunung Dingjun. Ia berniat untuk mundur tetapi ia terlalu malu untuk mengakuinya. Pada sebuah sore, saat pengawalnya meminta kata sandi ronda malam kepada Cao Cao, ia melihat beberapa tulang rusuk di sup ayam yang dihidangkan kepadanya dan tanpa berpikir menyatakan kepada pengawalnya bahwa kata sandinya adalah "rusuk ayam". Yang Xiu mendengarkan arahan pengawal tersebut dan menginterpretasikan bahwa "rusuk ayam" adalah sebuah pesan metafora oleh Cao Cao dan memerintah seluruh jenderal untuk mengemas dan menghancurkan kamp. Logika Yang Xiu adalah: Rusuk ayam susah dimakan, tetapi tidak sepenuhnya tak berguna, sama seperti keadaan sulit yang dihadapi Cao Cao. Cao Cao yang mendengarkan perintah Yang Xiu naik pitam dan menghukum mati Yang Xiu. Namun, saat situasi Cao Cao menjadi semakin sulit, ia akhirnya memerintah seluruh pasukannya untuk mundur sesuai dengan prediksi Yang Xiu. Ingat terhadap prediksi tersebut, Cao Cao meminta pengawalnya untuk membawa jasadnya dan memberikan penguburan yang layak. Di bab sebelumnya, Yang Xiu dideskripsikan oleh Mi Heng sebagai salah satu dari dua pejabat Cao Cao yang berbakat (Kong Rong adalah orang lainnya). Namun, fakta ini tidak boleh dipercaya semata karena opini lain, aksi dan takdir akhir Mi Heng menyarankan kepada pembaca bahwa Mi Heng adalah penilai karakter yang buruk. Referensi
|