Selama masa tugasnya sebagai Kapolres Malang, ia telah menginisiasi beberapa program yang bertujuan meningkatkan integritas dan layanan kepolisian.[3][4] Yade juga aktif menulis dan memberikan saran mengenai reformasi di kepolisian. Saat ini ia menjabat sebagai Kasubdit Siber di Badan Intelijen Negara (BIN).[2]
Kehidupan awal
Yade lahir pada tanggal 16 Desember 1977 di Jakarta. Namun, ia menghabiskan masa kecil dan remajanya di tanah leluhurnya, Sidikalang, Dairi, Sumatera Utara. Yade berasal dari Suku Pakpak, salah satu kelompok etnis yang mendiami wilayah Sumatera Utara.
Pendidikan
Yade menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di Sidikalang, yakni lulus SD pada tahun 1990, SMP pada 1993, dan SMA pada 1996.[1]
Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke AKABRI Kepolisian (saat ini bernama Akademi Kepolisian), di mana ia meraih penghargaan Bintang Tri Sakti Wiratama Emas dan lulus pada tahun 2000.[1] Tidak berhenti di sana, Yade melanjutkan pendidikannya ke tingkat sarjana di Universitas Surakarta dan berhasil meraih gelar Sarjana Hukum dengan predikat cumlaude pada tahun 2003. Komitmennya terhadap peningkatan kapasitas diri dan profesionalisme di bidang kepolisian membuatnya melanjutkan pendidikan magister di Universitas Indonesia, di mana ia meraih gelar Magister Ilmu Kepolisian dengan predikat cumlaude pada tahun 2010.[5]
Dedikasi dan ketekunan Yade dalam dunia akademik serta penelitian mengantarkannya pada pencapaian gelar doktor, sebagai gelar akademik tertinggi, dalam bidang Administrasi Publik dari Universitas Padjadjaran di tahun 2024. Tidak hanya berhasil lulus dengan predikat cumlaude, dia juga meraih IPK sempurna 4,0.[6][7]
Selain itu, Yade juga menyelesaikan berbagai pendidikan pengembangan kepolisian. Ia menyelesaikan Daspa Reserse pada tahun 2002, dan pada tahun 2006 ia lulus dari Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dengan penghargaan Bintang Wiyata Cendikia sebagai lulusan terbaik. Yade juga menghadiri berbagai program pelatihan internasional, seperti Supervisory Criminal Investigation Course di International Law Enforcement Academy (ILEA) di Bangkok, Thailand pada tahun 2008, serta International Visitor Leadership Program (IVLP) mengenai isu perdagangan manusia di Amerika Serikat pada tahun 2010.[1]
Keseriusannya dalam pendidikan dan pelatihan kepolisian terbukti ketika ia menjadi lulusan terbaik Sekolah Staf Pimpinan Menengah (Sespimmen) pada tahun 2014. Dengan latar belakang akademik yang kuat dan berbagai prestasi yang diraihnya, Yade Setiawan Ujung membuktikan dirinya sebagai sosok yang menggabungkan dedikasi, keahlian, dan pengetahuan dalam menjalankan tugasnya di institusi kepolisian.
Karier
Awal Karier Kepolisian
Setelah lulus dari Akpol pada tahun 2000, Yade ditugaskan sebagai Pamapta Polresta Surakarta di Polda Jawa Tengah. Dua tahun kemudian, ia diangkat menjadi Kapolsek Grogol di Polres Sukoharjo. Jabatan ini menjadi batu loncatan pertamanya dalam menunjukkan kapabilitas dan dedikasinya dalam menjalankan tugas kepolisian di lapangan. Kemudian pada tahun 2003, dengan pengalaman yang terus bertambah, ia ditempatkan sebagai Kanit Idik Satreskrim di Polres Sukoharjo. Kesuksesannya dalam berbagai tugas dan tanggung jawabnya mengantarkannya ke posisi Dantontar di Akpol pada tahun 2004.[1]
Tahun 2007 Yade ditempatkan sebagai Penyidik Unit Harda Satkamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Kemudian, pada tahun berikutnya, ia menduduki posisi sebagai Kanit V Satreskrim Polres Metro Jakarta Pusat.
Tahun 2009 Yade menjabat sebagai Kapolsekta Jatiuwung Polrestro Tangerang. Tak lama berselang, pada 2010, ia diangkat menjadi Kasat Reskrim Polres KPPP Tanjung Priok dan setahun kemudian menduduki posisi serupa di Polres Pelabuhan Tanjung Priok. Selama periode ini, ia juga mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) mengenai isu perdagangan manusia di Amerika Serikat, yang menambah wawasan dan pengetahuannya dalam isu global tersebut.[1]
Yade juga ditugaskan di sejumlah posisi strategis lainnya, seperti Kanit II Subdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya pada 2012, Kabagbinops Biroops Polda Sulteng dan Sekpri Wakapolri Spripim Kapolri pada tahun 2015.
Kapolres Malang
Pada tahun 2016, ia diangkat menjadi Kapolres Malang di Polda Jawa Timur pada tahun 2016.[8] Di posisi ini, Yade bukan hanya sekadar menjalankan tugas, namun ia juga menghadirkan berbagai inovasi.[3] Ia merumuskan Program 77 Unggul Polres Malang, menggagas Aplikasi Malang E-Policing (MEP), Malang Integrated Command Center (MICC), hingga program-program yang berfokus pada pencegahan dan penanggulangan kriminalitas. Keberhasilan Yade di Malang mengantarkannya memperoleh berbagai penghargaan, termasuk Pelopor Wilayah Bebas Korupsi dan Anugerah TIMES Indonesia sebagai Tokoh Pria Teladan Malang pada tahun 2020.[9] Perjalanannya sebagai orang nomor satu di kepolisian Malang ia tuangkan dalam buku Bhayangkara di Bumi Arema.[10]
Wakapolrestabes Bandung dan Badan Intelijen Negara
Pada tahun 2020, saat pandemi Covid-19 mengepung semua negara, termasuk Indonesia, Yade Setiawan Ujung ditunjuk sebagai Wakapolrestabes Bandung.[11] Di tengah situasi yang serba sulit, ketika tidak ada negara yang benar-benar siap menghadapi skala krisis ini, peran Yade menonjol. Ia menjadi sosok kunci dalam Satgas Aman Nusa II, sebuah inisiatif untuk menanggulangi dampak Covid-19 di Kota Bandung. Dalam kepemimpinannya, Yade merumuskan dan menerapkan strategi penanganan, meningkatkan koordinasi antara institusi kepolisian dengan stakeholder lain, serta mengambil langkah-langkah pencegahan untuk keamanan dan kesejahteraan warga Bandung selama pandemi.
Pengalaman Yade dalam penanganan Covid-19 di Kota Bandung menginspirasinya untuk membuat penelitian disertasi yang berjudul "Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung".[12] Dengan metode partisipan-observer, ia menggabungkan pengalaman lapangan dan keilmuan, menunjukkan kecakapan yang baik sebagai praktisi maupun akademisi. Disertasi ini kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul "WASPADAI THE NEXT COVID!",[13] yang memberikan wawasan tajam dan jauh ke depan tentang potensi krisis kesehatan global berikutnya.
Pada tahun 2021, dengan latar belakang dan keahliannya, Yade ditarik untuk mengisi posisi strategis sebagai Kasubdit Siber di BIN.[2] Posisi ini memerlukan keahlian tertentu dan kemampuan analitis mengingat tantangan keamanan siber yang berkembang. Yade dipilih untuk peran ini, menandakan bahwa ia memiliki keahlian teknis, pengalaman, dan integritas yang dibutuhkan untuk memimpin upaya intelijen di era digital.