xine (diucapkan [ksi:n][1]) adalah perangkat lunak untuk memutar audio (rekaman musik, suara) dan video (rekaman gambar, film) untuk sistem operasi Unix dan cabang-cabangnya. Perangkat lunak ini dirilis dengan lisensi GNU General Public License. xine dibuat berdasarkan xine-lib yang mendukung berbagai sisimuka aplikasi pemutar multimedia. Fitur penting xine adalah kemampuannya untuk memperbaiki sinkronisasi arus audio dan video secara manual. xine menggunakan pustaka (libraries) dari berbagai proyek lain seperti liba52, libmpeg2, FFmpeg, libmad, FAAD2, dan Ogle.[2] xine juga dapat menggunakan binary Windows codecs melalui sebuah selongsong (wrapper), w32codecs, untuk memainkan beberapa format media yang aslinya tidak ditangani.[3]
Sejarah
xine dimulai tahun 2000 oleh Günter Bartsch setelah LinuxTag. Saat itu, memutar DVD di Linux merupakan proses yang menyiksa [4] berhubung pemakai harus secara manual membuat saluran audio dan video-nya serta menyiapkan proses dekoder yang terpisah.
Günter menyadari bahwa pendekatan OMS (Open Media System) atau LiViD memiliki kekurangan terutama menyangkut sinkronisasi audio dan video. xine diciptakan sebagai percobaan untuk mengatasi masalah tersebut. Proyek ini kemudian berkembang menjadi sebuah pemutar media yang modern berarsitektur multi-thread.[5]
Selama pengembangan xine, ada upaya khusus untuk memisahkan mesin pemutar media-nya (xine-lib) dengan sisimuka-nya (xine-ui). Sejak rilis 1.0 (2004-12-25) API dari xine-lib dianggap stabil dan digunakan oleh beberapa aplikasi multimedia.
Tahun 2003, Günter secara resmi menyerahkan kepemimpinan proyek kepada: Miguel Freitas, Michael Roitzsch, Mike Melanson dan Thibaut Mattern.
Karena xine bukan anggota DVD Forum, proyek xine tidak diharuskan menyisipkan pembatasan penggunaan seperti tidak memperkenankan melewati iklan, dsb. Namun, karena bukan anggota Forum, mereka juga tidak ada dukungan atas CSSencryption atas isis DVD tanpa libdvdcss library, yang dibuat dengan metode rekayasa terbalik (reverse engineering). Status hukum libdvdcss dipertanyakan di beberapa negara; contohnya Amerika Serikat berdasarkan Digital Millennium Copyright Act melarang CSS dibuat dengan metode rekayasa terbalik.