Wṛddhi sendiri berasal dari proto-wṛddhi, sebuah proses pada tahap awal bahasa Proto-Indo-Eropa (PIE) yang awalnya untuk membentuk turunan posesif dari kata benda dasar ablaut, yang berarti "dari", "milik", "turunan dari".[3] Untuk membentuk turunan wṛddhi, diambil tingkat nol dari akar kata ablaut (yaitu menghilangkan vokal), menyisipkan vokal *e pada posisi yang tidak harus cocok dengan vokal aslinya, dan menambahkan vokal tematik beraksen ( atau aksen vokal tematik akhir yang ada). Misalnya:[1][4]
Namun, pada tahap selanjutnya dari bahasa ini tampaknya telah meluas ke kata benda dasar non-ablaut yang sudah mengandung *e, yang akan mengerut dengan vokal yang disisipkan untuk membentuk *ē:[1][4]
Contoh di atas juga menampilkan penekanan vokal tematik ketika sudah ada. Versi terbaru dari proto-wṛddhi inilah yang ditampilkan dalam kelas wṛddhi yang diperpanjang dalam bahasa Sanskerta.[1]
Fenomena umum gradasi vokal, termasuk formasi wṛddhi telah dipelajari dan tercatat secara luas sebagai bagian dari tradisi ketatabahasaan Sanskerta yang kuat, terutama dalam Aṣṭādhyāyī dari ahli tata bahasa Pāṇini.[5]
Dalam ilmu linguistik Indo-Eropa modern, kata ini digunakan dalam pengertian Pāṇini, tidak hanya pada bahasa Sanskerta tetapi berlaku untuk rumpun bahasa Indo-Eropa secara umum serta bahasa Proto-Indo-Eropa (PIE) yang darinya fitur ini diwarisi:
*bʰr̥-[f] (nilai nol dari kata kerja yang direkonstruksi yang berarti "membawa")[8]
Clackson, James (2007). Indo-European Linguistics. Cambridge. ISBN978-0-521-65313-8.
Burrow, T. The Sanskrit Language (edisi ke-2001). Motilal Banarsidass. ISBN81-208-1767-2.
Ringe, Donald A. (2017). From Proto-Indo-European to Proto-Germanic. A linguistic history of English. 1 (edisi ke-2nd). Oxford ; New York, NY: Oxford University Press. ISBN978-0-19-879258-1.