Tunku Naquiyuddin (lahir 8 Maret 1947) adalah seorang pengusaha asal Malaysia. Ia merupakan keluarga kerajaan Negeri Sembilan sekaligus putra dari Tuanku Jaafar, Yang di-Pertuan Agong Malaysia kesepuluh.
Kehidupan
Tunku Naquiyuddin merupakan putra sulung pasangan Tuanku Jaafar ibn Tuanku Abdul Rahman dan Tuanku Ampuan Najihah binti Tunku Besar Burhanuddin.[1] Dia menerima pendidikan awalnya di Anderson School di Ipoh dan di Sekolah Tunku Besar Tampin di Tampin Negeri Sembilan. Kemudian ia melanjutkan ke King's School di Canterbury sebelum akhirnya menyelesaikan pendidikannya di University College of Wales di Inggris pada jurusan politik internasional. Kemudian ia juga mengambil gelar sarjana ekonomi di universitas yang sama.
Setelah tamat ia bekerja di Kementerian Hubungan Luar dan pernah dilantik sebagai sekretaris di Kedutaan Malaysia di Paris. Pada tahun 1994, ia dilantik sebagai pemangku Yang Dipertuan Negeri Sembilan menggantikan posisi ayahnya yang menjabat Yang di-Pertuan Agong Malaysia ke 10 dari tahun 1994 hingga 1999.[2]
Tunku Naquiyuddin juga merupakan seorang pengusaha yang disegani dan dihormati. Ia banyak memimpin perusahaan besar di Malaysia, antara lain Orix Leasing (M) Bhd., Kian Joo Can Factory Berhad, Sino Hua-An International Berhad, Ann Joo Resources Bhd dan Noble Mineral Resources Limited, sebuah perusahaan eksplorasi emas yang terdaftar di Bursa Efek Australia. Selain itu ia juga menjabat sebagai Chairman pada perusahaan Antah Holdings Berhad, serta memegang posisi penting di perusahaan Carlsberg Malaysia.
Untuk mendermakan sebagian kekayaannya, ia mendirikan Yayasan Tunku Naquiyuddin.[3]
Keluarga
Tunku Naquiyuddin menikah dengan Tunku Nurul Hayati binti Tunku Bahador. Dari pernikahan ini ia dikaruniai 2 orang putra dan 2 putri.
Referensi