Toto Rahardjo
Toto Rahardjo atau dikenal juga dengan Kyai Tohar (lahir 28 Februari 1959) adalah seorang autodidak yang menghabiskan masa mudanya sekitar 20 tahun lebih sebagai fasilitator pendidikan kerakyatan (popular education) dan pengorganisasian rakyat terutama di Jawa Tengah, Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur dan Papua. Toto pernah menjadi Ketua Dewan Pendidikan dan Pengembangan INSIST, Direktur REaD (Research Education and Dialogue), Direktur Yayasan Pendidikan Rakyat Indonesia (YPRI), dan pengarah program INVOLVEMENT (IndoneSian Volunteers for Social Movement). Riwayat HidupPada tahun 1998, Ia terlibat sebagai pegiat awal berdirinya lembaga penerbitan INSISTPress bersama Mansour Fakih, Roem Topatimasang, Anu Lounela, dan Saleh Abdullah. Toto dan kawan kolegial lainnya di INSIST ikut menggagas berdirinya Akademi Kebudayaan Yogyakarta (AKY).[1] Toto mendirikan Sanggar Anak Alam (SALAM) tahun 1998 di daerah pegunungan, tepatnya di Desa Lawen, Kecamatan Pandanarum Banjarnegara, Jawa Tengah. SALAM di Banjarnegara ini kemudian bermetamorfosa menjadi komunitas pemuda "ANANE29". Pada 20 Juni 2000, SALAM dihidupkan lagi oleh Toto dan istrinya sebagai sebuah Laboratorium Pendidikan Dasar di Kampung Nitiprayan, Kelurahan Ngestiharjo, Bantul – Yogyakarta.[2] Bersama Romo Y.B. Mangunwijaya (alm.) menggagas berdirinya Yayasan Dinamika Edukasi Dasar (DED) di Kali Code, Yogyakarta.[1] Toto adalah sahabat dekat Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) yang sudah bersamanya sejak tahun 1980-an. Toto merupakan salah satu yang menginisiasi dan menyelenggarakan pementasan lakon Pak Kanjeng tahun 1993 karya Cak Nun.[1] Ia merupakan salah satu pendiri Gamelan Kiai Kanjeng dan menjadi pimpinannya hingga sekarang.[3] Sejak tahun 2003, Toto menjadi pemimpin utama Progress, sebuah kesekretariatan di lingkup kegiatan Cak Nun yang mengelola aktivitas Cak Nun dan Kiai Kanjeng. Toto juga merupakan sesepuh Masyarakat Maiyah yang digerakkannya bersama Cak Nun. Sepak terjang Toto Rahardjo di ranah pendidikan dan gerakan sosial diteliti dan ditulis oleh Rony K. Pratama dalam buku Manusia Tanpa Sekolah (2022).[4] BibliografiBerikut sejumlah buku karya Toto Rahardjo:[1]
Referensi
|