Pada sore tanggal 23 Juni 2016, angin kencang yang pada adkhirnya menghasilkan tornado terjadi di Provinsi Jiangsu, Tiongkok. Daerah yang paling terdampak bencana ini adalah Yancheng, tornado menewaskan sedikitnya 98 orang dan melukai 800 lainnya (200 diantaranya kritis).
Latar belakang
Pada akhir musim semi dan memasuki awal musim panas, hujan frontal sering terjadi di timur Tiongkok, Taiwan, dan Jepang. Akibatnya, sering terjadi hujan lebat disertai petir yang terjadi secara berkepanjangan. Sebuah badai terbentuk di atas Jiangsu. Awan badai itu berdiameter 400 hingga 480 km (250 hingga 300 mi) yang akhirnya menghasilkan tornado di Yangcheng.
Bencana
Badai melanda pesisir Yangcheng dengan kecepatan 125 kilometer per jam (78 mph). Akibatnya sebagian besar rumah mengalami rusak berat dan banyak yang telah rata dengan tanah. Pohon, tiang listrik, dan lampu taman ambruk hingga kendaraan terbalik. 98 orang dilaporkan tewas, dan 800 lainnya luka-luka. Bencana ini dilaporkan sebagai bencana yang paling mematikan yang melanda Jiangsu selama beberapa dekade. Juga merupakan tornado terdahsyat yang pernah melanda Tiongkok selama setengah abad terakhir. Sekertaris Jendral Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Mentri Li Keqiang memerintahkan upaya penyelamatan secepatnya untuk menyelamatkan korban bencana. Ratusan warga dilaporkan masih terdapat di hampir setiap reruntuhan bangunan. Bencana ini pun dinyatakan sebagai bencana nasional. Tim SAR dikirim dari Beijing pada malam itu menyediakan ribuan tenda dan tempat tidur.