Toko buku feminis menjual bahan-bahan terkait masalah wanita, gender dan seksualitas. Toko-toko tersebut dibuka sebagai salah satu ruang terbuka terawal bagi pembangunan dan penghimpunan komunitas feminis.[1]
Sebelum penyebaran toko buku feminis, penjualan buku adalah perdagangan yang didominasi oleh pria kulit putih di Amerika Serikat. Terdapat kurangnya kesadaran dan kepentingan dalam kepemimpinan toko buku tersebut yang sesuai dengan tuntutan bagi sastra yang terpusat pada wanita yang dikembangkan oleh feminis pada masa itu.[1] Walau beberapa toko buku menyimpan sebagian kecil sastra wanita atau buku feminis, hal tersebut bersifat terbatas dan tak memberikan perwakilan sesuai dan mendalam dari kategori tersebut, memperlakukan topik-topik yang tak terpusat pada pria sebagain bagian tambahan dari toko buku ketimbang bagian integral.[2]
Sejarah
Toko buku feminis muncul dalam konteks ini bukan hanya sebagai ruang untuk membeli buku, tetapi membangun komunitas untuk wanita, lesbian, dan feminis secara lebih luas sebagai bagian dari gerakan feminis yang berkembang pada pertengahan abad ke-20.[3] Toko buku independen ini membentuk jaringan di seluruh Amerika Serikat dan luar negeri selama tahun 1960an dan setelahnya sebagai bagian dari gerakan feminis gelombang kedua.[4]Sisterwrite, toko buku feminis pertama di Inggris,[5] dibuka pada 1978; itu dijalankan secara kolektif.[6][7][8]
Selain fungsinya sebagai penjual buku, toko buku feminis juga berfungsi sebagai tempat pembelajaran dan pengorganisasian perubahan sosial.[9] Banyak toko buku feminis secara kolektif dijalankan oleh dewan perempuan dalam struktur non-hierarki. Ini adalah bisnis anti kapitalis dalam lini dengan keyakinan feminis gelombang kedua bahwa perubahan sistem diperlukan untuk menciptakan perubahan yang berarti dalam kehidupan perempuan.[10]
Isu dengan dan respons toko buku feminis
Padahal banyak toko buku yang sengaja membentuk dewan pemilik yang beragam untuk mewakili keberagaman pengalaman menjadi seorang wanita, feminisme kulit putih adalah isu terkini dalam beberapa kepemimpinan. Dalam kasus A Woman's Place bookstore, gugaan kurangnya pemahaman mengenai interseksionalitas diduga sebagai penyebab memburuknya dewan koperasi dan perdebatan hukum tingkat tinggi.[11]
Salah satu cara perempuan kulit berwarna menghadapi lingkungan ini adalah dengan membuka bisnis yang dijalankan oleh mereka dan berpusat di sekitar pengalaman mereka sendiri dan menghasilkan untuk meningkatkan dari perempuan kulit berwarna. Kitchen Table Press adalah salah satu contoh; ini adalah perusahaan penerbitan yang memproduksi literatur yang secara eksklusif ditulis oleh perempuan kulit berwarna dari semua latar belakang dan kemudian dijual ke publik, sering kali melalui toko buku feminis.[12]
^Smith, Barbara (1989-01-01). "A Press of Our Own Kitchen Table: Women of Color Press". Frontiers: A Journal of Women Studies. 10 (3): 11–13. doi:10.2307/3346433. JSTOR3346433.