Don Diego de Castro Titu Cusi Yupanqui (1529 – 1571) adalah seorang penguasa Inca di Vilcabamba yang memimpin Negara Neo-Inka. Dia adalah putra Manco Inca Yupanqui. Titu Cusi dilantik pada tahun 1563, setelah kematian saudara tirinya, Sayri Tupac. Dia memerintah sampai kematiannya pada tahun 1571, kemungkinan karena radang paru-paru.[1]:10-11
Masa kekuasaan
Selama pemerintahannya di Vilcabamba, gubernur jenderal sementara Lope Garcia de Castro ingin bernegosiasi dengannya. Ia mencoba membujuk Cusi agar meninggalkan Vilcabamba. Setelah beberapa kali negosiasi, pada 1568, Titi Cusi dibaptis ke dalam Katolik Roma dengan nama Diego de Castro.[1]:xiv,14-15
Titu Cusi mengangkat Tupac Amaru sebagai imam dan penjaga jenazah Manco Inca Yupanqui di Vilcabamba.
Túpac Amaru menjadi penguasa Inca setelah kematian Titu Cusi pada tahun 1571. Teman dekat Titu Cusi, Martín de Pando, yang bekerja sebagai juru tulis Inka selama lebih dari sepuluh tahun dan Friar Augustinian Diego Ortiz dituduh telah membunuhnya dengan. Keduanya pun tewas terbunuh.[1]:16
Cusi adalah "narator" dan narasumber dalam An Inca Account of the Conquest of Peru, sebuah catatan yang menggambarkan invasi Spanyol. Cusi menceritakan kejadian itu pada tahun 1570 kepada misionaris Spanyol Fray Marcos García dan diterjemahkan oleh Martín de Pando, pembantunya yang berdarah Mestizo.[1]:12
Dokumen tersebut menyajikan peristiwa penaklukan oleh para conquistador menurut sudut pandang suku Inca yang unik, misalnya mereka menganggap penjajah Spanyol sebagai dewa. Berikut adalah bagian dokumen yang mengisahkan momen ketika Manco Inca, ayah dari Titu Cusi dan saudara laki-laki Atahualpa menerima berita pertama kedatangan orang Spanyol dari suku pesisir:[1]:64
Ketika ayah saya mendengar ini, dia tidak sadarkan diri dan berkata, "Beraninya orang-orang itu menyusup ke negara saya tanpa izin dan persetujuan saya? Siapa orang-orang ini dan bagaimana bisa mereka masuk?" Para utusan menjawab, "Baginda, orang-orang ini mustahil kalau mereka bukan dewa, karena mereka mengaku datang dibawa angin. Mereka adalah orang-orang yang berjanggut, sangat rupawan dan berkukit putih. Mereka makan dengan piring perak. Bahkan, domba yang mereka tunggangi berukuran besar dan mengenakan sepatu perak. Mereka bisa menciptakan petir laksana langit. Selain itu, kami telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri kalau mereka berbicara dengan kain putih dan mereka memanggil beberapa dari kami dengan nama kami tanpa diberitahu oleh siapa pun dan hanya melihat ke arah kain yang mereka pegang itu... Siapa yang bisa melakukan hal ini selain para dewa?"
— Titu Cusi Yapanqui (1570), 'An Inca Account of the Conquest of Peru'
Referensi
Sumber
Pranala luar