Tirto Utomo atau Kwa Sien Biauw (9 Maret 1930 – 16 Maret 1994) adalah pengusaha Indonesia. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini dikenal sebagai pendiri Aqua Golden Mississipi pada tahun 1973. Selain itu, ia juga pernah menjadi pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. Pada 16 Maret 1994, ia meninggal dunia dan dimakamkan di pemakaman warga Tionghoa di dekat Hotel Kresna, Wonosobo.
Kehidupan
Setelah lulus SMP Tirto Utomo melanjutkan sekolah ke HBS (sekolah setingkat SMA pada zaman Hindia Belanda) di Semarang dan kemudian di SMAK St. Albertus, Malang. Selanjutnya selama dua tahun ia kuliah di Universitas Gajah Mada, tetapi akhirnya Tirto pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Di Jakarta sambil kuliah ia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian "Sin Po" dan majalah "Pantja Warna".
Tahun 1959, ia diberhentikan sebagai pemimpin redaksi "Sin Po". Akibatnya sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas. Namun, akibat peristiwa itulah Tirto Utomo memiliki kemauan yang bulat untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum UI.
Setelah lulus, Tirto Utomo mengajukan surat lamaran kerja ke Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina. Setelah diterima, ia ditempatkan di Pangkalan Brandan. Di sana, keperluan mandi masih menggunakan air sungai. Berkat ketekunannya, Tirto Utomo akhirnya menanjak kariernya sehingga diberi kepercayaan sebagai ujung tombak pemasaran minyak. Namun pada usia 48 tahun, Tirto Utomo memilih pensiun dini untuk menangani beberapa perusahaan pribadinya yakni PT Aqua, PT. Baja Putih, dan restoran Oasis.
Aqua didirikan dengan modal bersama adik iparnya Slamet Utomo sebesar Rp 150 juta. Mereka mendirikan pabrik di Bekasi tahun 1973 dengan nama "PT. Golden Mississippi" dan merek produksi Aqua. Karyawan mula-mula berjumlah 38 orang. Mereka menggali sumur di pabrik pertama yang dibangun di atas tanah seluas 7.110 meter persegi di Bekasi. Setelah bekerja keras lebih dari setahun, produk pertama Aqua diluncurkan pada 1 Oktober 1974.
Salah satu pelanggan Aqua yaitu kontraktor pembangunan jalan tol Jagorawi, Hyundai. Dari para insinyur Korea Selatan itu, kebiasaan minum air mineral pun menular kepada rekan pekerja lokal mereka. Melalui penularan semacam itulah akhirnya air minum dalam kemasan diterima di masyarakat.
Saat ini, keluarga Tirto Utomo bukan lagi pemegang saham mayoritas karena sejak tahun 1998 perusahaan makanan asal Prancis Danone menguasai saham mayoritas. Brand utama mereka, "AQUA" menjadi market leader di bisnis air minum dalam kemasan.
Referensi
Pranala luar