Tikus hidung-babi
Tikus hidung-babi atau boki sulawesi (Hyorhinomys stuempkei) adalah spesies hewan pengerat endemik Sulawesi, Indonesia. Spesies tikus hidung-babi termasuk dalam subfamili Murinae dan famili Muridae. Penemuan dan penamaanTikus hidung-babi ditemukan pada tahun 2015 oleh Jacob A. Esselstyn dan timnya, Anang S. Achmadi, Heru Handika, dan Kevin C. Rowe. Esselstyn mengusulkan "Sulawesi snouter" sebagai nama umum untuknya.[2] Kata "snouter " merujuk pada teks fiksi, The Snouters: Form and Life of the Rhinogrades oleh ahli zoologi Jerman Gerolf Steiner. Steiner menulis teks ini sebagai seorang naturalis fiksi, Harald Stümpke, dan julukan khusus H. stuempkei memberi penghormatan kepada individu fiksi ini. Tampilan fisikTikus hidung-babi mempunyai gigi seri yang sangat panjang. Terdapat perbedaan antara tikus hidung-babi dengan spesies tikus lainnya, yakni tidak memiliki titik perlekatan otot rahang proses koronoid. Kondisi ini diperkirakan karena makanannya berupa cacing tanah dan larva kumbang yang tidak perlu dikunyah dengan kuat.[2] Perbedaan morfologinya dari tikus tikus lainnya, serta analisis filogenetik, menyebabkannya ditempatkan dalam genus baru Hyorhinomys sebagai satu-satunya spesies.[3] HabitatIa hanya diketahui dari Gunung Dako di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Utara, Indonesia. Referensi
|