The Valhalla Murders |
---|
Genre | |
---|
Negara asal | Iceland |
---|
Bahasa asli | |
---|
Jmlh. musim | 1 |
---|
Jmlh. episode | 8 (daftar episode) |
---|
|
Lokasi produksi | |
---|
Durasi | 50 minutes (approx.) |
---|
|
Jaringan | RÚV |
---|
Format gambar | 16:9 (1080i) |
---|
Format audio | Stereo |
---|
Rilis | 26 December 2019 - present |
---|
The Valhalla Murders (bahasa Islandia: Brot, diterjemahkan sebagai "kekerasan") merupakan serial televisi prosedural polisi terdiri dari delapan episode yang diproduksi di Islandia, semula ditayangkan pada 2019 kemudian disiarankan ke seluruh dunia melalui Netflix pada 2020.
Jalan Cerita
Beberapa orang yang tampaknya tidak berhubungan ditemukan mati terbunuh secara brutal di beberapa lokasi di Islandia. Detektif misterius dari Norwegia dipanggil untuk menolong kepolisian Islandia untuk menemukan hubungan antara korban yang ditemukan—disamping itu korban telah dibunuh oleh seseorang yang mungkin merupakan pembunuh berantai yang menyayat kedua bola mata setelah korban tewas.
Pemimpin penyelidikan ditingkat lokal merupakan polisi veteran yang memendam amarah setelah gagal mendapatkan promosi, tetapi ia harus menemukan cara untuk menyembunyikan kekecewaan dan menjalin hubungan dengan wanita yang dipromosikan dan penyelidik dari Norwegia. Sebuah foto tua dari sekolah bernama Valhalla sepertinya memiliki hubungan dengan semua kasus yang terjadi.
Film ini merupakan serial pertama Islandia yang ada di Netflix. Ceritanya , berdasarkan lisensi artistik yang digunakan, merupakan kisah nyata. Deskripsi artikel di situs web MEAWW, "Pada akhir 1940, peristiwa yang hampir sama terjadi di wliayah terpencil Islandia. Institusi yang dijalankan oleh negara ... masalah di rumah, anak-anak muda berumur antara 7 sampai dengan 14 tahun, dimana mereka dipukuli dan disiksa oleh para staf. Walaupun pada realita tidak terjadi pembunuhan, seperti yang terlihat di serial. Kejadian tersebut cukup membuat gaduh dan korban mendapatkan kompensasi atas kejadian tersebut dalam bentuk uang.[1]
Pemeran
- Nína Dögg Filippusdóttir - Kata
- Björn Thors ( is and fr ) - Arnar
Pranala luar
Referensi