Tengkorak Hidoep |
---|
Poster |
Sutradara | Tan Tjoei Hock |
---|
Produser | The Teng Chun |
---|
Ditulis oleh | Tan Tjoei Hock |
---|
Pemeran |
- Tan Tjeng Bok
- Moh Mochtar
- Misnahati
- Bissu
|
---|
Sinematografer | Tan Tjoei Hock |
---|
Perusahaan produksi | Action Film |
---|
Tanggal rilis |
- 1941 (1941) (Hindia Belanda)
|
---|
Negara | Hindia Belanda |
---|
Bahasa | Melayu |
---|
Tengkorak Hidoep adalah film horor Hindia Belanda tahun 1941 yang disutradarai Tan Tjoei Hock. Film ini merupakan film horor domestik pertama yang dibuat di Hindia Belanda.
Alur
Raden Darmadji dan teman-temannya pergi ke pulau Mustika untuk mencari saudara Darmadji yang hilang dalam kecelakaan kapal laut sepuluh tahun sebelumnya. Di sana, mereka mengetahui keberadaan dewa Maha Daru yang terjebak di pulau tersebut 2.000 tahun sebelumnya setelah kalah bertarung melawan dewi Gumba. Darmadji, saat sedang menjelajahi gua, mengalami badai hujan deras. Tanah terbelah dan Maha Daru keluar dari penjaranya.
Saat Darmadji mencoba keluar dari kurungan itu, ia disergap sejumlah preman dan makhluk halus. Putrinya, Rumiati, juga terperangkap dalam kekacauan ini namun berhasil diselamatkan Maha Daru. Akan tetapi, ketidaksukaan Maha Daru terhadap Rumiati – yang ia anggap reinkarnasi Gumba – semakin jelas. Seorang pria yang tinggal di hutan menyelamatkan Rumiati dan mereka jatuh cinta.
Produksi
Film hitam putih ini ditulis, direkam, dan disutradarai Tan Tjoei Hock, dan diproduseri The Teng Chun dari Java Industrial Film. Ini merupakan film terakhir yang disutradarai TAn. Film ini dibintangi Tan Tjeng Bok, Moh Mochtar, Misnahati, dan Bissu.
Salim Said, pada tahun 1981 menyatakan bahwa Tengkorak Hidoep dipengaruhi oleh sejumlah adaptasi film Dracula karya Bram Stoker, sementara Ade Irwansyah dari Tabloid Bintang berpendapat bahwa adegan-adegan di hutan terinspirasi oleh berbagai film yang terpusat pada Tarzan ciptaan Edgar Rice Burroughs.[4]
Rilis dan tanggapan
Tengkorak Hidoep dirilis tahun 1941 dan sukses di pasaran. Tan menyebut kesuksesan ini dikarenakan efek khusus pada film, termasuk adegan ketika petir menghancurkan makam Maha Daru dan ia bangkit dalam bentuk tengkorak hidup dikelilingi api. Salinan film 35 mm-nya disimpan di Sinematek Indonesia, Jakarta.
Sejumlah artikel, termasuk di majalah film Indonesia F dan majalah hiburan Tabloid Bintang, menulis bahwa Tengkorak Hidoep merupakan film horor pertama buatan Indonesia.[4] Akan tetapi, sejumlah publikasi lain seperti Katalog Film Indonesia yang disusun JB Kristanto menyebut film horor psikologi Lisa (1971) sebagai film horor pertama buatan Indonesia;[4] dalam katalog Kristanto, Tengkorak Hidoep digolongkan film petualangan. Pada akhir 2000-an, film horor menjadi genre paling dominan di industri film Indonesia.[4]
Referensi
Catatan kaki
Daftar pustaka
Pranala luar