Tembok Konstantinopel
|
Istanbul, Turki
|
Peta Konstantinopel dan temboknya
|
|
Jenis
|
Tembok
|
Koordinat
|
41°00′44″N 28°58′34″E / 41.01224°N 28.976018°E / 41.01224; 28.976018
|
Dibangun
|
Abad 4 - 5, ditambah perbaikan selanjutnya
|
Pembangun
|
Septimius Severus, Konstantinus I, Konstantius II, Theodosius II, Heraklius, Theophilos, Manuel I Komnenos
|
Bahan bangunan
|
Kapur, bata
|
Tinggi
|
Hingga 12 m
|
Kondisi saat ini
|
Tembok darat hancur sebagian, restorasi sedang dilancarkan; tembok laut sebagian besar sudah diruntuhkan
|
Pemilik saat ini
|
Turki
|
Dibuka untuk umum
|
Ya
|
Pengawas
|
Kekaisaran Romawi, Kekaisaran Romawi Timur, Kekaisaran Latin, Kesultanan Utsmaniyah
|
Pertempuran/Perang
|
Serangan bangsa Avar 626, Serangan bangsa Arab pertama dan kedua, Pemberontakan Thomas Slav, Perang Salib Keempat, Pengepungan Utsmaniyah kedua dan terakhir
|
Tembok Konstantinopel adalah rangkaian tembok pertahanan yang mengelilingi kota Konstantinopel (saat ini Istanbul, Turki) semenjak kota tersebut didirikan sebagai ibu kota Kekaisaran Romawi Timur. Tembok ini merupakan salah satu sistem pertahanan yang paling kompleks di dunia.
Tembok ini pada awalnya didirikan oleh Kaisar Konstantinus yang Agung untuk melindungi kota dari serangan darat maupun laut. Kaisar Theodosius II kemudian memperluasnya pada abad ke-5 karena kota terus membesar. Tembok Konstantinopel hampir tak dapat ditembus selama abad pertengahan. Berkat tembok ini, Konstantinopel telah diselamatkan dari serangan bangsa Avar, Arab, Rus' dan Bulgar. Selanjutnya, perkembangan meriam telah memperlemah sistem pertahanan ini. Akan tetapi, teknologi meriam pada saat itu masih belum cukup maju untuk merebut Konstantinopel, sehingga tembok dapat diperbaiki selama mesiu diisi ulang. Pada akhirnya, tembok ini tak mampu menahan serangan bangsa Turki pada tanggal 29 Mei 1453 setelah enam minggu pengepungan.
Selama Utsmaniyah berkuasa, tembok ini tetap dipertahankan hingga sebagian diruntuhkan pada abad ke-19 karena batas kota semakin meluas. Meskipun kurang dirawat, beberapa bagian tembok masih berdiri hingga kini. Restorasi berskala besar telah dilancarkan semenjak tahun 1980-an, sehingga pengunjung dapat melihat kenampakan aslinya.
Pranala luar