Dalam Islam, Telaga Kausar (bahasa Arab: حَوْضُ ٱلْكَوْثَرِ, translit. Ḥauḍ al-Kauṡar[2]) mengacu pada telaga yang terletak di Surga. Keyakinan tradisional umat Muslim adalah bahwa ketika terjadi Hari Pengadilan Terakhir, saat orang akan dibangkitkan, mereka menjadi sangat haus dan sangat ingin meminum sesuatu dalam situasi sangat genting. Kemudian, Nabi Islam Muhammad, akan dipilih Allah untuk menanggapi permohonan orang-orang beriman untuk memuaskan dahaga mereka dengan menawarkan minuman dingin dan menyegarkan dari telaga tersebut.
Asal usul konsep
Al-Qur'an mengabadikan nama telaga tersebut dalam Surah Al-Kausar, tetapi beberapa mufasir menyatakan bahwa kata kauṡar dalam surah merujuk kepada nikmat yang dilimpahkan kepada Muhammad.[3][4] Bagaimanapun juga, konsep tersebut juga dikaitkan dengan penghormatan istimewa kepada Muhammad dibandingkan dengan para Nabi dan Rasul Allah yang lain.
Konsep ini juga muncul dalam Kristen. Yoh 7:37–38 berbunyi:[5]
Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: ”Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.”
Implikasi
Hikmah yang diperoleh dari telaga tersebut adalah untuk memotivasi umat Islam untuk beriman kepada Hari Kiamat dan Akhirat serta mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat mereka. Juga untuk mencintai sunnah-sunnah Nabi Muhammad dan memperkenalkan pandangan bahwa peristiwa-peristiwa di sekitar Hari Pengadilan Terakhir membutuhkan keimanan kepada yang gaib dan metafisis.