Teknik kebutuhan perangkat lunak (requirements engineering) atau sering juga disebut analisis kebutuhan perangkat lunak (Bahasa Inggris: requirements analysis) mencakup kegiatan dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan atau kondisi yang harus dipenuhi untuk suatu produk baru atau yang akan diganti, dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadinya konflik kebutuhan dari berbagai macam stakeholder.[1]
Analisis kebutuhan mempunyai peran penting dalam kesuksesan suatu proyek perangkat lunak. Kebutuhan harus terdokumentasi, dapat ditindaklanjuti (actionable), dapat diukur (measureable), dapat diuji, memiliki kaitan dengan kebutuhan dan peluang bisnis, serta memiliki tingkat kerincian yang cukup untuk perancangan sistem. Kebutuhan perangkat lunak dapat berupa kebutuhan fungsional dan non-fungsional.
Tahap
Teknik kebutuhan perangkat lunak meliputi 3 buah tahap, yakni, elicitation (pengumpulan informasi), specification (spesifikasi), dan validation (validasi).[1]
Tahap |
Keterangan |
Metode
|
Elicitation (pengumpulan informasi) |
Bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi mengenai problem domain, kesulitan-kesulitan klien dan user, serta apa yang sistem ingin lakukan untuk mereka. |
- Wawancara
- Kuesioner
- Skenario
- Prototyping
|
Specification (spesifikasi) |
Informasi dari proses elicitation dianalisis dan direkam menggunakan teknik modeling dramatis dan tekstual untuk menunjukkan masalah dan solusi yang diajukan. |
- Spesifikasi formal
- Protoyping
|
Validation (validasi) |
Mengecek kebutuhan yang telah direkam apakah telah berkaitan dengan tujuan stakeholder terhadap sistem. |
- Wawancara
- Teknik kombinasi dari elicitation
- Inspeksi Fagan
- Prototyping
|
Referensi
- ^ a b Britton, Carol (2001). Object-Oriented Systems Development. McGraw-Hill. hlm. 31, 269. ISBN 0-07-709544-8.