Taslim Azis (23 Juni 1964 – 28 Februari 2021) adalah seorang politikus, pelatih pencak silat dan mantan pesilat Indonesia. Taslim merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang menjabat pada tahun 2019 sebagai pengganti antarwaktu (PAW).[1]
Kehidupan awal dan pendidikan
Taslim lahir di Ambon, Maluku pada 23 Juni 1964, ia merupakan anak dari pasangan Ali Bali dan Samida.[2] Ia mengenyam pendidikan dasar di SD Alhilaal III Ambon, lulus pada 1976, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 4 Ambon yang ia selesaikan pada 1980, selanjutnya ia meneruskan sekolahnya di SMA Negeri 1 Ambon sampai tamat pada 1983.[3] Setelah lulus SMA ia merantau ke Bandung untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Bandung, ia mengambil jurusan Teknik Pertambangan, lulus pada tahun 1994 dan mendapatkan gelar Insinyur.[3]
Taslim turut serta dalam Pekan Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (POPSI) se-Kotamadya Ambon tahun 1978, ia mendapatkan medali emas di nomor tolak peluru.[2] Taslim juga menggeluti olahraga tinju, saat masih SMP ia pernah mengikuti Kejuaraan Tinju Junior Kota Ambon. Pada suatu pertandingan, pukulan tinjunya membuat lawannya dirawat di rumah sakit, karena hal tersebut ibunya melarang Taslim untuk bertinju lagi.[2]
Karier
Pencak silat
Setelah dua tahun kuliah di Bandung, tepatnya pada 1985, Taslim mulai mengenal pencak silat. Ia masuk ke perguruan silat Padjadjaran Indonesia, di sana ia dilatih oleh Alex Sobur dan Tatang Yana. Pada 1986, Taslim menjadi juara pada Kejuaraan Invitasi Silat Mahasiswa se-Indonesia yang digelar di Bandung.[2]
Taslim merupakan juara dunia pencak silat, peraih medali emas SEA Games dan Pekan Olahraga Nasional (PON). Ia tiga kali menjadi juara dunia dalam perhelatan Kejuaraan Pencak Silat Dunia yakni, pada tahun 1990, 1992,[4] dan 1994. Pada ajang SEA Games, Taslim menjadi salah satu penyumbang emas bagi kontingen Indonesia pada edisi 1991 di Manila, 1993 di Singapura,[5] 1995 di Chiang Mai,[6] dan terakhir 1997 di Jakarta. Sementara di PON, Taslim yang mewakili Jawa Barat menyumbangkan medali emas pada perhelatan tahun 1989, 1993 dan 1996. Semua gelar juara yang disebutkan diatas diraihnya dalam kelas 70–75 kg.[2]
Setelah pensiun sebagai pesilat, Taslim menjadi kepala pelatih di pelatihan nasional (pelatnas) Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI). Ia juga bertindak sebagai Ketua Harian Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia sejak 1998. Di kepengurusan PB IPSI, Taslim menjadi Ketua Bidang Pembinaan Prestasi.[3][7]
Politik
Taslim merupakan kader Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra), ia menjadi Wakil Sekretaris Jenderal di kepengurusan Gerindra. Pada pemilu legislatif 2014, Taslim mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari dapil Maluku, namun sayang ia tidak mendapatkan kursi. Akan tetapi pada tahun 2019, Taslim akhirnya menjadi anggota DPR pengganti antarwaktu setelah Amrullah Amri Tuasikal mengundurkan diri.[8] Ia dilantik pada 13 Februari 2019[9] dan menjabat hingga sisa periode DPR 2014–2019 berakhir. Selama di DPR, Taslim menjadi anggota Komisi VII.[10]
Pada pemilu legislatif 2019, Taslim kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari dapil dan partai yang sama, tetapi ia tidak terpilih lagi karena hanya mendulang suara sebanyak 19.835 suara.[11]
Meninggal
Taslim meninggal dunia pada Minggu malam tanggal 28 Februari 2021 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.[12] Pada keesokan harinya, jenazahnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan.[7]
Referensi