Tas Koja merupakan tas yang dibuat oleh Suku Baduy di Pegunungan Kendeng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Tas ini terbuat dari kulit kayu Pohon Teureup atau Terap. Pohon in dipilih karena memiliki ketahanan terhadap rayap. Pohon Teureup sendiri memiliki nama lokal yang berbeda di beberapa daerah, seperti kalam (Mentawai), torop (Karo), Bakil (Melayu), dan tarok (Minangkabau). Dinamai benda, teureup (Sunda), bendha (Jawa), kokap (Madura), dan taeng (Makassar).[1] Tas Koja dibuat secara tradisional, masih menggunakan tangan dengan cara disimpul. Proses ini dimulai dengan mencari pohon teureup yang sudah cukup umur di pedalaman hutan, bagian kulit pohon yang diambil sebagai bahan dasarnya. Kulit kayu tersebut direndam agar serat-seratnya terpisah, lalu dijemur hingga kering untuk dibuat tali dan dianyam hingga membentuk sebuah tas.
Tas Koja atau Jarog digunakan Suku Baduy dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Seperti berladang, bercocok tanam, membawa alat-alat pertanian, membawa hasil panen, hingga menangkap ikan di sungai. Bentuknya yang menyerupai kotak dan mudah dibawa menjadikan tas ini selalu terlihat mendampingi dimana pun Suku Baduy berada. Masyarakat Suku Baduy biasanya membawa tas ini dengan cara dijinjing pada bagian pundak atau disilangkan.[2]