Tari Wali merupakan jenis tarian Bali yang digunakan untuk upacara atau merupakan tari sakral/suci. Tari Wali ditarikan pada setiap kegiatan upacara adat dan agama Hindu di Bali. Di Pura, tarian ini dipentaskan di area terdalam pura (Jeroan).[1] Jenis tariannya antara lain:
- Rejang, tarian yang ditampilkan oleh wanita secara berkelompok di halaman pura pada saat berlangsungnya upacara.[2] Tari rejang memiliki gerakan yang sederhana dan lemah gemulai.[2]
- Baris, jenis tarian pria, ditarikan dengan gerakan yang maskulin.[3] Berasal dari kata bebaris yang bermakna prajurit, tarian ini dibawakan secara berkelompok, berisi 8 sampai 40 penari.[3]
- Pendet, adalah tarian pembuka upacara di pura. Penari yang terdiri dari wanita dewasa menari sambil membawa perlengkapan sesajen.[1] Gerakan Tari Pendet lebih dinamis dibanding Tari Rejang.[4] Kini, Pendet telah ditarikan untuk hiburan, terutama sebagai tari penyambutan.
- Sanghyang Dedari adalah tari yang memasukkan unsur-unsur kerasukan guna menghibur dewa-dewi, meminta berkat dan menolak bala.[1]
- Barong adalah seni tari yang menceritakan pertarungan antara kebajikan dan kejahatan.[1] Tokoh utama adalah barong, hewan mistik yang diperankan dua penari pria, seorang memainkan kepala dan kaki depan, seorang lagi jadi kaki belakang dan ekor.[5]
Referensi