Tao Zhu (komunis)Tao Zhu (Hanzi sederhana: 陶铸; Hanzi tradisional: 陶鑄; Pinyin: Táo Zhù; Wade–Giles: T'ao Chu; 16 Januari 1908 – 30 November 1969) adalah seorang anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis Tiongkok. BiografiLahir di Qiyang, Hunan, Tao Zhu adalah Sekretaris Komite Provinsi Guangdong dan Komandan Wilayah Militer Guangzhou. Dia kemudian menjadi Sekretaris Pertama wilayah Tengah-Selatan, dan pada 1965 dipindahkan ke Beijing untuk menjabat sebagai Direktur Departemen Propaganda Pusat menggantikan Lu Dingyi yang disingkirkan karena dianggap sudah tidak menganut garis Maois. Tao adalah Wakil Perdana Menteri Dewan Negara dan Sekretaris Sekretariat Sentral Partai Komunis Tiongkok, serta penasihat Kelompok Revolusi Kebudayaan. Pada Mei 1966, Tao Zhu dipromosikan menjadi No. 4 di dalam Partai Komunis Tiongkok (PKT), di belakang Mao Zedong, Lin Biao dan Zhou Enlai. Sehingga memungkinkan anak didiknya, Zhao Ziyang, untuk mengambil alih sebagai kepala provinsi Guangdong. Tao dan Zhao adalah yang paling antusias dari para pemimpin PKT yang mendukung Pengawal Merah, tetapi mereka dengan cepat jatuh karena mencoba mengendalikan ekses kaum kiri.[1] Tao menjadi anggota Komite Tetap Politbiro PKT dalam Sidang Pleno Kesebelas bulan Agustus 1966 di masa awal Revolusi Kebudayaan, tetapi segera dibersihkan setelah awal 1967 dan meninggal sewaktu menjadi tahanan rumah pada tahun 1969. Saat menjadi tahanan rumah, Tao didiagnosis mengidap penyakit kanker kandung empedu, namun ia pada awalnya menolakan perawatan medis. Sampai akhirnya Zhou Enlai turun tangan untuk mengatur operasi, tetapi pada saat itu kanker Tao sudah masuk stadium lanjut untuk dapat diobati dengan sukses, dan Tao meninggal di rumah sakit. Keluarga Tao tidak diizinkan untuk melihatnya di ranjang kematiannya atau setelah kematiannya.[2] Dia secara anumerta dibebaskan pada tahun 1978, setelah Deng Xiaoping naik ke tampuk kekuasaan dan ia dikenang sebagai orang yang memiliki integritas yang besar. Tao Siliang, anak perempuan Tao, menjadi politisi Tiongkok setelah Revolusi Kebudayaan. Referensi
|