Pada akhir tahun 1920-an, von Neergaard[3] mengidentifikasi fungsi surfaktan paru dalam meningkatkan kepatuhan paru-paru dengan mengurangi tegangan permukaan. Namun, signifikansi penemuannya tidak dipahami oleh komunitas ilmiah dan medis pada saat itu. Dia juga menyadari pentingnya memiliki tegangan permukaan yang rendah pada paru-paru bayi yang baru lahir. Kemudian, pada pertengahan tahun 1950-an, Pattle dan Clements menemukan kembali pentingnya surfaktan dan tegangan permukaan yang rendah di paru-paru. Pada akhir dekade tersebut, ditemukan bahwa kurangnya surfaktan menyebabkan sindrom gangguan pernapasan bayi (infant respiratory distress syndrome, IRDS).[4][5]
Referensi
^Bernhard, W (November 2016). "Lung surfactant: Function and composition in the context of development and respiratory physiology". Annals of Anatomy. 208: 146–150. doi:10.1016/j.aanat.2016.08.003. PMID27693601.
^Neergaard, K. (1929). "Neue Auffassungen über einen Grundbegriff der Atemmechanik" [Pandangan baru tentang konsep dasar mekanika pernapasan]. Zeitschrift für die Gesamte Experimentelle Medizin (dalam bahasa Jerman). 66 (1): 373–94. doi:10.1007/bf02621963.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Avery, Mary Ellen (1 Mei 1959). "Surface Properties in Relation to Atelectasis and Hyaline Membrane Disease". Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine (dalam bahasa Inggris). 97 (5_PART_I): 517–23. doi:10.1001/archpedi.1959.02070010519001. ISSN1072-4710. PMID13649082.Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Veldhuizen, Ruud; Nag, Kaushik; Orgeig, Sandra; Possmayer, Fred (1998). "The role of lipids in pulmonary surfactant". Biochimica et Biophysica Acta (BBA) - Molecular Basis of Disease. 1408 (2–3): 90–108. doi:10.1016/S0925-4439(98)00061-1. PMID9813256.