Suren adalah desa di kecamatan Ledokombo, Jember, Jawa Timur, Indonesia.
Desa ini berbatasan dengan Desa Lembengan, Ledokombo di bagian utara, Desa Sumber Salak, Ledokombo di bagian timur, Desa Sempolan, Silo di bagian selatan, dan desa Sumber Kejayan, Mayang di bagian barat. Desa Suren terdiri dari 5 Dusun dan terletak di wilayah timur bagian selatan kabupaten Jember Jawa Timur.
Desa Suren saat ini dipimpin oleh bapak H. Muhammad Tahe selaku Kepala Desa yang menjabat mulai tahun 2019 sampai sekarang.
Pembagian Wilayah
Desa Suren terdiri dari 5 dusun :
- Krajan
- Dampar
- Jegung
- Onjur
- Lombung
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan yang terdapat di desa Suren terbagi menjadi dua jenis yaitu Faskes milik negara dan swasta.
Terdapat Puskesmas Pembantu di desa Suren yang berlokasi di Dusun Lombung, juga Klinik-klinik swasta yaitu Klinik Kesehatan Peshat PP. Miftahul Ulum Suren dan Klinik Pratama Griya Holistik yang keduanya berlokasi di Dusun Dampar.
Dan juga terdapat tempat praktik mantri dan bidan yang tersebar di 5 dusun.
Perekonomian
Sebagian besar masyarakat desa Suren bergantung pada lahan pertanian, ladang dan ada juga yang memanfaatkan kekayaan sumber daya alam di suren yaitu Batu Gunung dari perbukitan yang banyak ditemukan di desa ini.
Dalam pertanian, masyarakat bercocok tanam mulai dari Padi, Tembakau, Cabe dan lain-lain.
Tokoh
Tokoh desa Suren yang terkenal diantaranya adalah:
1. KH. Ahmad Mudzhar (1904-1997),
Beliau adalah pendiri PP.Miftahul Ulum Suren sekaligus tokoh yang mampu mengubah tatanan sosial kemasyarakan di wilayah Jember Timur, dan tercatat bahwa beliau adalah tokoh partai NU generasi pertama pada tahun 60-an.
Beliau wafat pada tahun 1997 dan dimakamkan di komplek pesarean pesantren Suren.
2. KH. Muhammad Hasan Mudzhar (1955-2007),
Beliau adalah putra keempat pendiri PP.Miftahul Ulum Suren sekaligus pengasuh kedua di pesantren Suren.
Ketokohan beliau sudah tidak diragukan lagi bahkan di tingkat regional sekalipun,
Beliau adalah tokoh pertama yang menjadikan desa Suren sebagai sebuah tempat yang banyak berdiri lembaga pendidikan dan bahkan pada tahun 2001 beliau memperkarsai berdirinya perguruan tinggi di Suren.
Dalam bidang organisasi beliau terakhir tercatat sebagai jajaran elit NU (Nahdlatul Ulama) di kabupaten Jember dengan menduduki posisi Katib Syuriah PCNU Jember.
Berikut juga beliau yg banyak mewarnai perpolitikan di kabupaten jember pada era tahun 90-an.
Beliau wafat pada tahun 2007 dengan dihadiri oleh ribuan pelayat diantaranya KH.Muchit Muzadi sampai KH. Khotib Umar (Mustasyar PBNU Pusat) yang memimpin prosesi pemakamannya, beliau dimakamkan bersebelahan dengan ayahnya di komplek pesarean pesantren desa Suren.
3. KH. Miftahul Arifin Hasan,
Beliau adalah tokoh karismatik muda berpengaruh asal desa Suren yang aktif terjun berdakwah di tengah masyarakat dan sampai saat ini aktif menjabat kepengurusan di berbagai organisasi di kabupaten Jember.
Lora Miftah (sebutan akrabnya) yang merupakan putra sulung KH. Muhammad Hasan Mudzhar Suren ini lahir di lingkungan pesantren yaitu di PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo pada tahun 1986, nasab dari ibundanya beliau adalah cucu dari KH. Hasan Abdul Wafi (sang penggubah Sholawat Nahdliyah yang terkenal seantero nusantara).
Saat ini beliau mengasuh asrama santri Ribath Darul Hasan PP. Miftahul Ulum Suren sekaligus menjadi pioner pendirian ratusan titik rutinan Sholawat di kabupaten Jember, Banyuwangi, dan Bondowoso. [1]
Sejarah
Tidak diketahui secara pasti kapan desa Suren mulai ditempati, hanya saja menurut riwayat para leluhur di desa Suren menyebutkan bahwa sekira tahun 1700-an berkenaan dengan awal mula berdirinya desa Sempolan kecamatan Silo yang digawangi oleh Buyut Srina, Buyut Marto, dan Buyut Nurbiye tersebutlah di lokasi yang kelak bernama desa Suren ini seorang pertapa yang sakti mandraguna bernama Kakek Simah dan istrinya yang konon katanya mereka berdua adalah sang pembabat awal desa Suren.
Menurut sebagian cerita masyarakat, terkait penamaan desa Suren konon disebutkan bahwa ada seekor anjing seorang adipati dari Bondowoso yang hilang sehingga sang adipati memerintahkan perajuritnya untuk mencari anjing penjaga kesayangannya tersebut, di akhir cerita bahwa sang anjing ditemukan di desa ini yang akhirnya para prajurit mengatakan "Asune Leren" (di tempat ini) sehingga penyebutan Asu Leren untuk tempat ditemukannya anjing sang adipati itu dikemudian hari disingkat menjadi SUREN.
Sejarah lain menyebutkan bahwa penamaan desa Suren berasal dari kata-kata "Ngasu Leren", dimana gambarannya adalah tempat pemberhentian para pedagang dalam perjalanannya dari Desa Sempolan ke kecamatan Kalisat yang merupakan kewedanan untuk jember utara yang sekarang di kenal dengan daerah pemilihan dapil IV. dalam perjalanan tersebut di wilayah yang diberi nama desa Suren tersebut karena merupakan tempat peristirahatan untuk pejalan kaki serta kendaraan, karena di tempat tersebut karena pejalan kaki dan pengguna kendaraan sering berhenti maka dikenallah wilayah tersebut dengan nama Suren sehingga suren dijadikan nama Desa sampai saat ini.
Kemudian secara administrasi desa Suren terbentuk sekitar pada tahun 1932 karena ditemukan dari penuturan petuah yang telah menetap dan lahir disana sejak zaman penjajahan belanda dahulu.
Desa Suren pertamakali di pimpin oleh kepala Desa yang bernama SOERJO HAJOE SOEPAKMOE yang mana kepala desa tersebut menjabat pertama kali di desa suren kecamatan ledokombo kabupaten jember pada tahun 1932.
Pendidikan
Di desa Suren ini terdapat banyak lembaga pendidikan, mulai dari yang bersifat umum maupun yang bersifat pendidikan agama seperti pesantren dan madrasah, bahkan tercatat bahwa salah satu pesantren besar di Jember Timur yaitu PP. Miftahul Ulum Suren yang memiliki santri dan jumlah alumni sampai ribuan orang itu berlokasi di desa ini.
Berikut juga lembaga pendidikan formal dari berbagai tingkatan cukup lengkap tersedia dan tersebar di desa Suren, sehingga sangat wajar jika desa ini masyhur disebut sebagai 'Desa Pendidikan' di daerah Jember bagian timur.
Untuk lembaga pesantren di desa Suren ini terhitung berdiri 5 pesantren diantaranya adalah:
1. PP. Miftahul Ulum Suren
2. PP. Raudlatul Ulum
3. PP. Assabrowi
4. PP. Al-Mubarok
5. PP. Ar-Rohmah
Untuk lembaga pendidikan TK / RA untuk tingkat anak-anak sangat banyak tersebar di pelosok dusun desa, yang terkenal diantaranya adalah:
1. RA Miftahul Ulum
2. RA Ar-Rohmah
3. RA At-Taqwa
4. RA Al-Ihsan
5. TK Bina Bangsa
Untuk tingkat SD/MI juga cukup banyak terhitung ada 7 lembaga yaitu:
1. SDN Suren 01
2. SDN Suren 02
3. SDN Suren 03
4. SDI Raudlatul Ulum Suren
5. MI Miftahul Ulum Suren 01
6. MI Miftahul Ulum Suren 02
7. MI Miftahul Ulum Suren 03
Sedangkan untuk tingkat SMP/MTs ada 5 lembaga pendidikan yaitu:
1. SMPI Raudlatul Ulum Suren
2. MTs Miftahul Ulum Suren
3. MTs Ar-Rohmah
4. MTs Assabrowi
5. MTs At-Taqwa
Dan untuk SMA Sederajat tercata ada 4 lembaga yg berdiri di desa ini yaitu:
1. MA Miftahul Ulum Suren
2. MA Ar-Rohmah
3. MA At-Taqwa
4. SMK Raudlatul Ulum Suren
Event dan Kegiatan
Di desa Suren terdapat beberapa kegiatan rutin dan even bertaraf Nasional yang dinilai mampu mendongkrak wisatawan baik Religi maupun umum, kegiatan tersebut diantaranya :
- Suren Fashion Carnival
- Gerak Jalan SULED (Suren-Ledokombo)
- Rutinan Sholawat Nariyah 4444 Malam Selasa Manis
- PHBI Anjangsana Antar Dusun
- Majelis Sholawat Syabab
Pranala luar