Desa Sudimampir Lor adalah hasil dari pemekaran dari wilayah Desa Sudimampir pada tahun 1982. Desa Sudimampir Lor sebelum menjadi bagian dari Kecamatan Balongan pada tanggal 1 Februari 2006 adalah bagian dari Kecamatan Sliyeg, penduduk desa Sudimampir Lor rata-rata adalah bermata pencaharian petani, dengan jumlah penduduk sekitar 5672 jiwa[butuh rujukan], sudimamapir lor memiliki daerah pertanian yang cukup luas, desa sudimampir lor terdiri dari dari 6 RW dan 17 RT dan 5 Blok, yaitu:
Blok Kayen
Blok Talam
Blok Sana
Blok Desa
Blok Ngor
Suluruh masyarakat Sudimampir Lor adalah beragama Islam[butuh rujukan], Hampir rata-rata masyarakat di Sudimampir Lor adalah suku jawa indramayu. tingkat pendidikan didesa ini masih tergolong rendah. tetapi ada beberapa penduduk yang menuntaskan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi.[butuh rujukan]
Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan yang ada di wilayah Desa Sudimampir Lor dari tingkat PAUD sampai SLTA yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah:
PAUD MELATI
TK NAMPA SUBAYA
PKBM MELATI
SDN SUDIMAMPIR LOR I
SDN SUDIMAMPIR LOR II
SMP ISLAM SABILILLAH
SMK ISLAM TERPADU SABILILLAH
MD AL-JIHAD I
MD AL-JIHAD II (Blok Talam Wetan)
MD AL-JIHAD III (Blok Talam Kulon)
Letak geografis
Secara geografis Desa Sudimampir lor bebatasan dengan Desa Tegalsembadra dan Desa Majakerta di sebelah Utara, Desa Tinumpuk di sebelah Timur, Desa Sudimampir di sebelah Selatan, dan Desa Longok di sebelah Barat
Kuwu
Kuwu yang pernah memerintah di Desa Sudimampir Lor
Doharudin
Dulyamin
Agus Sutisna
H. Sobana
H. Durajak SKM.
Ade Nanto
Budaya
Tradisi dan kebudayaan di Desa Sudimampir Lor tidak jauh berbeda dengan desa-desa yang ada di Kabupaten Indramayu, yaitu:
Mapag Sri Pesta rakyat Mapag Dewi Sri ini, menurut kepercayaan masyarakat merupakan kegiatan yang wajib diadakan pada saat panen, yang dilaksanakan 2 kali dalam satu tahun yaitu musim panen pertama dan musim penen kedua. Biasanya hiburan pesta rakyat ini di isi dengan pagelaran Wayang Kulit.
Sedekah Bumi Tradisi ini diadakan setiap tahun dilaksanakan ketika akan berakhirnya musim kemarau dan memasuki musim tanam.
Mapag Tamba Tradisi ini diadakan setiap tahun dilaksanakan setelah musim tanam.
Unjungan Tradisi ini diadakan setiap tahun dilaksanakan sekitar bulan Oktober s.d Nopember. Yaitu suatu tradisi untuk mengunjungi petilasan atau makam leluhur dengan mengadakan berbagai hiburan.
Baritan Tradisi ini hampir sama dengan unjungan, namun perbedaanya baritan tidak ada hiburannya.