Sudaryono (lahir 23 Januari 1985) adalah seorang politikus Indonesia kelahiran Grobogan. Ia menjabat sebagai anggota Partai Gerindra dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gerindra Jawa Tengah. Pada 18 Juli 2024, ia dilantik menjadi Wakil Menteri Pertanian Indonesia oleh Presiden Indonesia Joko Widodo.[1]
Kehidupan awal
Semasa kecil, ia adalah anak seorang petani dari Dukuh Mangunrejo, Desa Tambirejo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Dia merupakan anak tunggal yang membantu kerja kedua orang tuanya sejak kecil. Sudaryono diberi tugas untuk memanggul jerami dari sawah ke rumah untuk pakan sapi ternak.[1]
Ia menempuh pendidikan di SMA Taruna Nusantara. Dia kemudian melanjutkan studinya di National Defense Academy of Japan dan lulus pada 2009. Dia lalu menempuh pendidikan di Universitas Swiss German untuk gelar Master of Business Administration. Ia menempuh pendidikan Doktoral (S3) di Institut Pertanian Bogor.[2]
Karier
Sudaryono mengawali karier profesionalnya dari tahun 2014 sebagai Corporate Secretary di Nusantara Energy, kemudian dipercaya menjadi CEO Garuda TV pada 2018.[3] Selanjutnya, ia juga menjadi CEO PT Nusantara Telematics System sejak 2019, dan Chairman PT Sahabat Sejati Sejahtera Farma sejak 2020.
Di bawah kepemimpinannya, penonton Garuda TV selalu meningkat 0,20 setiap bulannya, hingga mencapai TV Share 0,70 pada Januari 2024. Dari sisi coverage, Garuda TV sudah menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, ranking viewership Garuda TV juga sudah meningkat dari ranking 33 menjadi 17.
Menyadari urgensi pendidikan yang bisa mengubah nasib seperti yang telah dialaminya, Sudaryono memfokuskan Garuda TV pada pendidikan anak-anak di Indonesia melalui Garuda TV Education, dengan tagline, “Mencerdaskan kehidupan bangsa dari Sabang sampai Merauke”.
Program ini berisi pengembangan pendidikan melalui siaran televisi yang terintegrasi dengan apps pada handphone, maupun sosial media. Program yang ditawarkan meliputi, Jelajah Ilmu Pengetahuan, Adu Cerdas, dan Program Bantu Sekolah. Saat ini sudah terdapat 304 sekolah di seluruh Indonesia yang dibantu oleh program tersebut.[4]
Referensi
Pranala luar