Sublimasi seksual, atau transmutasi seksual, adalah pratik tertentu di antara beberapa tradisi agama, untuk mengubah dorongan seksual atau "energi seksual" menjadi energi kreatif. Dalam konteks ini, sublimasi adalah pemindahan energi seksual, atau libido, ke dalam tindakan fisik atau emosi yang berbeda untuk menghindari konfrontasi dengan dorongan seksual, yang bertentangan dengan keyakinan individu atau keyakinan agama yang dianut. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa "energi seksual" dapat digunakan untuk menciptakan alam spiritual yang pada gilirannya dapat menciptakan karya yang lebih hebat, dan menghindari energi seksual dilepaskan secara "mentah" (misalnya melalui aktivitas seksual).[1][2][3] Contoh klasik dalam agama-agama Barat adalah selibat klerus.
Seperti yang dianut dalam kepercayaan Tanya,[4] Mistisisme Yahudi Hasid memandang sublimasi jiwa hewani sebagai tugas penting dalam kehidupan, di mana tujuannya adalah untuk mengubah hasrat kebinatangan dan duniawi akan kesenangan fisik menjadi keinginan suci untuk terhubung dengan Tuhan.
Aliran pemikiran yang berbeda menggambarkan dorongan seksual umum sebagai pembawa esensi spiritual, dan memiliki nama yang bervariasi dari energi vital, angin vital (prana), energi spiritual, ojas, shakti, tummo, atau kundalini. Dipercaya juga bahwa menjalani sublimasi seksual dapat memfasilitasi kebangkitan mistik dalam diri seseorang.[5][6][7]