Stasiun Merakurak
Stasiun Merakurak (MKR) adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Sambonggede, Merakurak, Tuban. Stasiun ini dahulu merupakan stasiun paling ujung (terminus) serta paling utara dari jalur kereta api Merakurak–Babat, serta merupakan stasiun kereta api paling utara di Kabupaten Tuban. Stasiun ini kini termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset VIII Surabaya. Stasiun ini dulunya dilengkapi dengan rumah persinyalan, dan rumah dinas. Namun, untuk rumah persinyalannya kini sudah tinggal puing reruntuhannya saja. Sedangkan untuk rumah dinasnya masih berdiri kokoh. Selain itu, di sebelah timur stasiun juga masih terdapat bekas jembatan kereta api yang kini dimanfaatkan warga untuk menyeberangi sungai. SejarahStasiun ini diresmikan penggunaannya oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) bersamaan dengan selesainya jalur kereta api Merakurak–Babat pada tanggal 1 Agustus 1920.[3][4][5] Stasiun ini unik, karena menjadi bagian dari jalur kereta api yang belum selesai dikerjakan. Dahulu NIS pernah membuat masterplan untuk membangun jalur kereta api dari Babat menuju Tuban dan berakhir di Jenu. Namun, realitanya NIS hanya mampu membangunnya sampai Merakurak saja. Segmen Merakurak–Tuban digadang-gadang sebagai segmen termuda di antara segmen lainnya di jalur kereta api Merakurak–Babat. Segmen ini hanya mampu bertahan 15 tahun saja sejak resmi dibuka. Selanjutnya, per 1 November 1935 segmen ini telah resmi dinonaktifkan. NIS menganggap bahwa Segmen Merakurak–Tuban ini tidak pernah menghasilkan keuntungan.[6][7] Meskipun demikian, NIS masih menaruh harapan untuk dapat membuka dan mengoperasikan segmen ini lagi di kemudian hari.[8] Bangunan Stasiun Merakurak yang ada saat ini bukanlah bangunan aslinya, karena telah dirombak dan pernah dipergunakan sebagai Koramil 0811/04 Merakurak. Semenjak Koramil tersebut pindah, bekas bangunannya menjadi kosong. Kini aset stasiun sepenuhnya dikuasai oleh PT Kereta Api Indonesia. Galeri
Referensi
|