Asal usul stasiun ini berawal dari keinginan Belanda mengincar produk-produk perkebunan dari wilayah Bandung Selatan, sehingga dibutuhkan suatu transportasi terpadu yang lebih murah dan cepat. Pengangkutan dengan pedati sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan karena membutuhkan biaya yang besar.[3][4]
Oleh karena itu, dibangunlah jalur kereta api dari Stasiun Bandung menuju Stasiun Ciwidey. Jalurnya dibuka bertahap; untuk stasiun ini dibuka pada tanggal 13 Februari 1921 bersamaan dengan segmen Bandung–Soreang dan dilanjut menuju Ciwidey pada tanggal 17 Juni 1924.[5]
Dari stasiun ini dibangun jalur menuju Majalaya, dibuka pada tanggal 3 Maret 1922.[5] Jalur yang menuju Majalaya ini dinonaktifkan karena dibongkar oleh pekerja romusa Jepang pada tahun 1942.
Untuk jalur Bandung–Ciwidey dinonaktifkan pada tahun 1982 karena kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum.
Galeri
Tampak depan perspektif stasiun Dayeuhkolot, 2020.
Pintu masuk stasiun Dayeuhkolot 2020.
Pintu masuk stasiun Dayeuhkolot 2021.
Referensi
^Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
^Hakim, C.L. (2018). Politik Pintu Terbuka: Undang-Undang Agraria dan Perkebunan Teh di Daerah Bandung Selatan 1870-1929. Ciamis: Vidya Mandiri.
^Lubis, N.H. (1998). Kehidupan kaum ménak Priangan, 1800-1942. Pusat Informasi Kebudayaan Sunda.
^ abStaatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken.Pemeliharaan CS1: Format tanggal (link)