Stadion Internasional Kairo (bahasa Arab: ستاد القاهرة الدولي) atau "Stad El-Qahira El-Dawly" adalah sebuah stadion multiguna berstandar Olimpiade yang terletak di Kairo, Mesir. Stadion ini berkapasitas 75.000 penonton dan menjadikannya stadion terbesar kedua di Dunia Arab (setelah Stadion Borg El Arab) dan ketiga di Afrika (setelah Stadion Borg El Arab dan Stadion FNB) serta stadion terbesar ke-69 di dunia. Stadion ini digunakan untuk menyelenggarakan pertandingan tim nasional Mesir, Al-Ahly, dan Al-Zamalek. Terletak di Nasr City, sebelah timur laut Kairo, stadion ini selesai pada tahun 1960 dan diresmikan oleh Presiden Gamal Abdul Nasir pada tanggal 23 Juli, bertepatan dengan ulang tahun ke-8 Revolusi Mesir 1952.[1][2][3]
Pada tahun 2005, dalam rangka menyambut Piala Afrika 2006, stadion ini mengalami renovasi besar untuk menyesuaikan diri dengan standar stadion abad ke-21 dan mendapatkan seluruh fasilitas multi-cabang Olimpiade.
Stadion ini terletak sekitar 10 km di sebelah barat Bandar Udara Internasional Kairo dan sekitar 30 km (30 menit) dari pusat kota Kairo.
Stadion Kairo dikenal dengan atmosfer yang sangat luar biasa dan kapasitasnya yang sangat besar. Hal ini tampak sangat jelas pada saat penyelenggaraan Piala Afrika 2006 yang diselenggarakan di Mesir. Ketika tim nasional Mesir memainkan pertandingannya di Stadion Kairo, stadion tampak hampir meletus. Sebelum kursi ditambahkan ke seluruh tribun, stadion ini terkenal dapat menampung penonton melebihi kapasitasnya. Stadion Internasional Kairo pernah menampung lebih dari 120.000 penonton pada saat Cairo Derby antara Al-Ahly melawan Al-Zamalek berlangsung. Bagi penonton yang tidak mendapatkan kursi, mereka memeras bersama dan duduk di gang. Jumlah tersebut sebenarnya pernah tercapai dan terealisasi beberapa tahun yang lalu pada pertandingan final Piala Afrika 1986 yang diselenggarakan di Mesir antara Mesir dan Kamerun yang akhirnya dimenangkan oleh Mesir.
Stadion Kairo adalah simbol kuat dari persepak bolaan Mesir. Hampir semua pertandingan tim nasional Mesir diselenggarakan di stadion ini dan memberikan sejarah yang sangat banyak terutama kenangan-kenangan keberhasilan tim nasional Mesir, termasuk kepastian Mesir lolos ke Piala Dunia FIFA 1990, banyak turnamen Piala Afrika termasuk yang terakhir pada tahun 2006, dan derby terkenal antara Al-Ahly dan Al-Zamalek.
Host pertandingan antara dua raksasa Kairo, Al-Ahly dan Al-Zamalek.
Host pertandingan tim nasional sepak bola Mesir.
Pada Piala Afrika 1986, stadion ini dipenuhi oleh 120.000 yang menyaksikan secara langsung tim nasional mereka memenangkan turnamen usai mengalahkan Kamerun.
Stadion terbesar ketiga di Afrika, setelah stadion terbesar, Stadion FNB di Afrika Selatan dan stadion terbesar kedua, Stadion Borg El Arab di Mesir. Hal ini telah diakui oleh FIFA.
Menjadi stadion penyelenggaraan banyak pertandingan Piala Afrika 2006, termasuk pertandingan final antara Mesir dan Pantai Gading yang dimenangkan oleh Mesir melalui adu penalti dengan skor 4–2 setelah bermain imbang 0–0. Pertandingan tersebut ditonton oleh sekitar 80.000 penonton.
Akan menjadi salah satu stadion yang ditawarkan Mesir untuk menjadi tuan rumah Piala Afrika 2017.
Stadion yang paling banyak dikunjungi di Mesir dan memiliki semua pertandingan penting tim nasional Mesir.
Stadion ini telah di-update untuk menjadi penyelenggara Piala Afrika 2006. Untuk memenuhi standar CAF, tempat duduk dibuat di seluruh bagian stadion, kapasitas diturunkan dari 85.000 penonton menjadi 75.000 penonton, garis zigzag berwarna biru dibuat di bangku, kemudian warna jalur atletik Olimpiade berubah dari oranye menjadi biru. Perubahan ini pertama kali terlihat pada 14 November saat Mesir mengalahkan Aljazair dengan skor 2–0 pada Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2010.
Stadion ini adalah salah satu stadion bersama Stadion Borg El Arab dan 5 stadion masa depan lainnya yang gagal dalam penawaran Mesir untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA 2010.